Babi Asal Indonesia yang Diekspor ke Singapura Positif Virus Flu Afrika

2 Mei 2023 20:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi babi. Foto: Ivan Protsiuk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi babi. Foto: Ivan Protsiuk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Babi di peternakan Pulau Bulan, Batam, yang memasok ternak ke Singapura terkonfirmasi terinfeksi demam babi Afrika. Virus itu ditemukan pada 20 April 2023, di bangkai babi di rumah potong hewan di Jurong, tempat di mana hewan tersebut disembelih untuk dimakan.
ADVERTISEMENT
Mengutip The Straits Times, Selasa (2/5), setelah kiriman babi yang dikirim ke Singapura ditemukan terinfeksi virus, pihak berwenang di Indonesia langsung menguji sampel babi dari peternakan Pulau Bulan.
Kepala Otoritas Veteriner di Badan Pangan, Pertanian, Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau, Honismandiri, mengatakan babi-babi tersebut kemungkinan terinfeksi oleh virus demam babi Afrika jenis baru. Sebab, gejala klinis babi yang dikirim ke Singapura itu sedikit berbeda dari yang ditemukan sebelumnya di Sumatera Utara.
“Mereka tidak mengalami diare atau pendarahan. Babi-babi itu mungkin telah terinfeksi oleh babi hutan atau burung gagak yang bermigrasi dari pulau lain di dekatnya,” kata dia.
Ilustrasi Babi. Foto: Shutterstock
Setelah kejadian ini, Singapura memutuskan untuk menghentikan impor babi hidup di Pulau Bulan. Honismandiri menyebut bahwa peternakan telah ditutup dan seluruh pengiriman babi hidup dan babi segar dari Pulau Bulan ditangguhkan sejak 21 April 2022 lalu. Selain itu, pemerintah juga telah memperketat keamanan hayati di pulau itu dan pergerakan orang serta pengiriman barang dibatasi.
ADVERTISEMENT
Honismandiri juga mengatakan bahwa seluruh babi yang terinfeksi dan dipelihara di kandang yang sama telah dimusnahkan. Begitu juga dengan setengah dari 70 ribu babi yang ada di peternakan Pulau Bulan saat ini karantina untuk mencegah penyebaran infeksi virus tersebut.
Babi yang ada di peternakan tersebut telah divaksin terhadap penyakit kolera setelah muncul infeksi di wilayah tersebut pada awal 2022. Kolera babi dan demam babi Afrika menunjukkan gejala yang sama dan dapat menyebabkan kematian pada babi.
Namun hingga saat ini ilmuwan belum menemukan vaksin yang bisa melawan virus demam babi Afrika. Flu babi Afrika memang tidak dapat menginfeksi manusia, tetapi penyakit ini sangat menular di antara babi-babi yang diternakkan.
Ilustrasi babi di peternakan. Foto: AFP/Ina Fassbender
Otoritas Veteriner Kepulauan Riau telah mengeluarkan surat edaran ke daerah lain di provinsi Pulau Kepri untuk memperingatkan para peternak mengenai penyakit flu babi Afrika yang menyerang peternakandi Pulau Bulan. Selain itu, Honismandiri mengatakan pihaknya juga akan melakukan surveilans dan tes di peternakan babi di seluruh Kepri.
ADVERTISEMENT
Babi yang terinfeksi flu babi Afrika itu merupakan hasil ternak dari Indotirta Suaka, sebuah perusahaan agribisnis yang berternak babi dan udang. Indotirta Suaka membiakkan 240 ribu babi di lahan seluas 1.500 hektar di Pulau Bulan.

Babi di Pulau Bulan Sumbang 15 Persen dari Total Pasokan di Singapura

Berdasarkan data yang dimiliki The Straits Times, babi hidup yang berada di Pulau Bulan telah menyumbang sekitar 15 persen dari total pasokan daging babi di Singapura. Pada April lalu, Badan Makanan Singapura (SFA) mengatakan bahwa ini pertaman kalinya demam babi Afrika terdeteksi pada babi yang diimpor ke Negeri Singa.
Singapura mengimpor daging babi lebih dari 20 negara, seperti babi hidup dari Sarawak di Malaysia Timur, daging babi dingin atau beku dari Australia, Brasil, dan negara lain.
ADVERTISEMENT
SFA mewajibkan daerah pengekspor daging babi ke Singapura bebas dari demam babi Afrika, yang dapat ditularkan melalui daging mentah dari babi yang terinfeksi.
Indonesia sebelumnya mendeteksi demam babi Afrika pada Desember 2021, di sebuah peternakan kecil di Nongsa, Batam. Sekitar 1.200 babi kemudian dimusnahkan untuk menghentikan penyebaran penyakit. Selain itu, pada 2019 di Sumatera Utara juga ditemukan wabah penyakit yang sama secara masif dan menyebabkan ribuan babi mati.