Badai PHK Menghantui Startup, Bekerja di Aset Kripto Masih Menjanjikan?

10 November 2022 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi kripto. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi kripto. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian ekonomi global berimbas pada perusahaan-perusahaan startup di Indonesia. Sepanjang tahun ini, beberapa startup melakukan efisiensi dengan memangkas jumlah karyawan, salah satunya dilakukan oleh perusahaan pedagang aset kripto, Tokocrypto.
ADVERTISEMENT
Pada September 2022 lalu, Tokocrypto memangkas 20 persen dari 227 jumlah karyawan mereka. VP Corporate Communications Tokocrypto, Reika Handayani waktu itu menjelaskan, keputusan perusahaan didasarkan atas bentuk antisipasi terhadap ekonomi global yang tidak pasti.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi global ini investor akan selektif mendanai startup. Menurutnya, investor akan lebih memilih startup yang memiliki basis demand pada kebutuhan dasar konsumen seperti makanan dan transportasi.

Tokocrypto Optimis Prospek Kerja Masih Menjanjikan

Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto, dan Teguh Kurniawan Harmanda, COO Tokocrypto. Foto: Dok. Tokocrypto
Aset kripto bagi sebagian besar masyarakat Indonesia belum menjadi kebutuhan primer. Menanggapi hal itu, COO Tokocypto Teguh Kurniawan Harmanda percaya bahwa aset kripto dan blockchain masih berada di masa pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya internet pada awal kemunculannya, Teguh percaya aset kripto masih pada tahap adaptasi dan perlu waktu panjang untuk diadopsi dan digunakan secara massal.
"Kami percaya pekerjaan di sektor industri aset kripto dan blockchain masih menjanjikan," kata dia saat dihubungi kumparan, Rabu (9/11) malam.
Mengutip laporan LinkedIn dan OKX, Teguh menjelaskan, pertumbuhan pekerja yang ada di industri blockchain secara global telah meningkat 76 persen dibanding tahun lalu. Menariknya, Indonesia masuk dalam daftar negara teratas yang memiliki pertumbuhan positif.
"Banyak startup blockchain dalam negeri maupun global yang berlomba-lomba untuk hiring mencari talenta terbaik. Di sisi lain, menemukan pekerja yang sesuai dengan sektor industri blockchain itu sulit, karena membutuhkan keahlian khusus," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Teguh melihat, seperti yang diperkirakan Kementerian Perdagangan, ke depan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia salah satunya akan ditopang oleh blockchain dengan nilai Rp 4.531 triliun pada 2030
"Artinya, kebutuhan SDM di industri blockchain dan aset kripto akan selalu tersedia," ujarnya.

Strategi Tokocrypto Bertahan di Tengah Badai

Teguh memahami bahwa saat ini tengah terjadi tech winter, di mana banyak startup mengalami guncangan ekonomi pada bisnisnya, termasuk industri aset kripto dan blockchain.
"Strategi kami tetap pada pengoptimalan model bisnis dan sumber daya yang kami miliki. Kami memiliki Business Continuity Plan (BCP) yang lebih konkret. Dengan begitu diharapkan perusahaan dapat bertahan dan tumbuh beriringan dengan strategi bisnis yang sehat," jelasnya.
Tokocrypto, lanjutnya, saat ini sudah melakukan optimalisasi bisnis jangka panjang dengan fokus pada model bisnis exchange dan mengembangkan ekosistem blockchain. Dia berharap, bisnis akan lebih stabil dan pertumbuhan bisa terjadi dengan rencana yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
"Kami percaya aset kripto dan blockchain masih berada di masa pertumbuhan, adopsinya menyerupai pertumbuhan internet di awal kemunculannya. Tahap ini memerlukan waktu yang panjang untuk adopsi massal," pungkas Teguh.