Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Bahlil Bakal Bangun Kilang Baru dan Cadangan Penyangga Energi di Pulau Nipa
3 Februari 2025 17:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Bahlil Lahadalia berencana membangun fasilitas Cadangan Penyangga Energi (CPE) Indonesia di Pulau Nipa, Kepulauan Riau (Kepri).
ADVERTISEMENT
Bahlil tengah menyusun Peraturan Menteri (Permen) ESDM dan menggodok proses investasi pembangunan penyimpanan energi tersebut. Tujuannya agar cadangan energi Indonesia bertambah.
"Kita akan bikin di Pulau Nipa. Supaya apa? Kita punya penyangga sekarang itu kan cuma 21 hari. Kita akan nambah 30 hari, dan insya Allah doakan investasinya cukup gede," katanya saat konferensi pers, Senin (3/2).
Nantinya, pemerintah akan membangun storage atau penyimpanan energi di pulau terluar Indonesia dekat Singapura tersebut. Tak hanya itu, Bahlil juga membuka kemungkinan membangun kilang atau refinery unit baru.
"Tidak menutup kemungkinan kita juga akan sedang mempertimbangkan untuk membangun refinery baru di Indonesia. Supaya impor-impor kita ini jangan terlalu banyak lah," pungkas Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil berencana membangun penyimpanan cadangan minyak mentah Indonesia di dekat Singapura, sebagai upaya memperkuat ketahanan energi nasional.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, cadangan minyak mentah tersebut bisa bertahan untuk pasokan selama 30-40 hari. Hal ini menyusul memanasnya konflik geopolitik global, terutama di wilayah Timur Tengah.
"Ke depan, kita akan bangun storage di satu pulau yang berdekatan dengan Singapura, kemampuan storage-nya kurang lebih sekitar 30-40 hari, semua minyak boleh masuk di situ," ungkap Bahlil saat acara Pengarahan ke Legislator Golkar, di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Rabu (11/12).
Nantinya, kata dia, badan usaha pelat merah PT Pertamina (Persero) bisa membeli minyak mentah dari penyimpanan tersebut dengan harga yang kompetitif dengan pasar internasional.
Bahlil mengungkapkan selama ini kapasitas penyimpanan cadangan minyak mentah Indonesia hanya bisa bertahan selama 21 hari. Hal tersebut dinilai tidak cukup, apalagi ketika situasi perang terjadi.
ADVERTISEMENT