Bahlil Bakal Simpan Cadangan Minyak Mentah RI Dekat Singapura, Tahan 40 Hari

11 Desember 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu (4/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu (4/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berencana membangun penyimpanan cadangan minyak mentah Indonesia di dekat Singapura, sebagai upaya memperkuat ketahanan energi nasional.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, cadangan minyak mentah tersebut bisa bertahan untuk pasokan selama 30-40 hari. Hal ini menyusul memanasnya konflik geopolitik global, terutama di wilayah Timur Tengah.
"Ke depan, kita akan bangun storage di satu pulau yang berdekatan dengan Singapura, kemampuan storage-nya kurang lebih sekitar 30-40 hari, semua minyak boleh masuk di situ," ungkap Bahlil saat acara Pengarahan ke Legislator Golkar, di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Rabu (11/12).
Nantinya, kata dia, badan usaha pelat merah PT Pertamina (Persero) bisa membeli minyak mentah dari penyimpanan tersebut dengan harga yang kompetitif dengan pasar internasional.
"Nanti Pertamina beli dari situ dengan harga ekonomis global agar kita menjadi kedaulatan energi kita," ujar Bahlil.
Bahlil mengungkapkan selama ini kapasitas penyimpanan cadangan minyak mentah Indonesia hanya bisa bertahan selama 21 hari. Hal tersebut dinilai tidak cukup, apalagi ketika situasi perang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Bicara geopolitik, jadi negara kita ini kalau mau perang ya, saya mau sampaikan, jadi kalau kita ini perang enggak perlu kirim rudal, cukup aja ditahan di tengah laut minyak enggak boleh masuk, dan kita wayam naunal ma'un​ (surat Al-Maun) semua di masing-masing daerah," jelas Bahlil.
Bahlil mengakui Indonesia sangat bergantung pada impor migas. Bahlil menyebut, 60 persen LPG Indonesia diimpor dari AS dan sisanya dari Timur Tengah, sementara 60 persen BBM diimpor dari Singapura.
"Saya sampai bingung geleng-geleng kepala, Singapura enggak punya minyak, ya, tapi dia bisa impor ke Republik Indonesia 60 persen Ini saya enggak ngerti teorinya dari mana," tutur Bahlil.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia resmi memperkuat ketahanan energi nasional dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2024 tentang Cadangan Penyangga Energi (CPE).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, menyampaikan Perpres CPE ini akan menjadi payung hukum bagi upaya pemerintah dalam membangun dan mengelola cadangan energi yang memadai.
"Tujuannya, untuk menjamin ketahanan energi nasional dan memberikan arah bagi pemerintah dalam melaksanakan penyediaan CPE," ungkap Djoko melalui keterangan tertulis, Jumat (6/9).
Pemerintah menyadari pentingnya memiliki cadangan energi yang cukup untuk menangani risiko seperti fluktuasi harga minyak global, bencana alam, atau gangguan pasokan. Untuk itu, pemerintah akan aktif melakukan berbagai upaya untuk membangun dan mengelola cadangan energi secara efektif dan efisien melalui Perpres ini.
Jenis CPE yang diatur dalam Perpres tersebut meliputi minyak bumi, BBM jenis bensin, dan LPG dengan mempertimbangkan peran strategis dalam konsumsi nasional dan sumber perolehan yang berasal dari impor.
ADVERTISEMENT
Jumlah CPE BBM jenis bensin (gasoline) sejumlah 9,64 juta barel, Liquefied Petroleum Gas (LPG) sejumlah 525,78 ribu metrik ton dan minyak bumi sejumlah 10,17 juta barel. Penyediaan CPE dilakukan bertahap sampai tahun 2035 sesuai kemampuan uang negara.
Djoko menambahkan lokasi CPE harus memenuhi persyaratan teknis dan kelayakan. Ini termasuk geologi, kemudahan distribusi, rencana tata ruang, lingkungan, infrastruktur, kemungkinan krisis energi dan/atau darurat energi, dan faktor lainnya.