Bahlil Bakal Tambah Kuota Minyak Tanah di Maluku

19 Desember 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan 31 penyalur BBM Satu Harga di Integrated Terminal Wayame, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (18/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan 31 penyalur BBM Satu Harga di Integrated Terminal Wayame, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (18/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempertimbangkan untuk menambah kuota minyak tanah (kerosene) di wilayah Maluku karena masih banyak digunakan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pada saat kunjungan kerja ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 88.971.01 Tantui di Ambon, Maluku, Rabu (18/12), Bahlil menerima keluhan bahwa masyarakat Ambon kesulitan mendapatkan minyak tanah hingga menimbulkan antrean.
Untuk itu, Bahlil membahas keluhan tersebut bersama BPH Migas dan PT Pertamina (Persero), dan memutuskan akan menambah alokasi kuota minyak tanah, khususnya di Maluku.
"Sekadar laporan kepada teman-teman, Pak Gubernur (Maluku), tadi saya sudah rapat sama BPH Migas, sama Pertamina, kuota untuk minyak tanah nanti di Maluku kita akan tambah agar kemudian tidak lagi antre," ungkapnya saat acara peresmian BBM Satu Harga di Integrated Terminal Wayame, Kota Ambon, Rabu (18/12).
Menurutnya, keputusan penambahan kuota minyak tanah tersebut merupakan bukti kehadiran dan respons cepat pemerintah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ditemui usai acara, Bahlil tidak menjelaskan lebih rinci berapa banyak penambahan kuota dan kapan realisasinya. Sebab, pemerintah masih akan menghitung kembali volume penyaluran minyak tanah ke depan.
"Kita pastikan berapa volume kuotanya yang akan kita tambah, kan harus dihitung dulu. Tapi tadi sudah diputuskan dalam rapat cepat, rapat kilat, bahwa penambahan kuota untuk memenuhi kebutuhan di Maluku," jelas Bahlil.
Bahlil menuturkan, masyarakat Maluku tidak hanya masih menggunakan minyak tanah untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, namun juga untuk transportasi, lebih tepatnya kapal jonson yang berbahan bakar minyak tanah.
Sejumlah warga mengantre membeli bahan bakar minyak (BBM) minyak tanah dan pertalite di lokasi distribusi darurat di Waiwerang, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
"Saya baru tahu juga di dalam aturan kita itu minyak tanah dipakai untuk konsumsi rumah tangga, tapi ternyata di sini saudara-saudara kita masih dipakai untuk transportasi, masih ada sebagian dipakai minyak tanah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, untuk saat ini Bahlil masih menampung terlebih dahulu masukan dari masyarakat terkait kuota minyak tanah tersebut, terutama di Kota Ambon dan wilayah Indonesia Timur lain yang notabene konsumsi minyak tanahnya masih besar.
"Karena ini saya pulang untuk putar otak untuk memenuhi apa yang kebutuhan di Maluku," pungkas Bahlil
Tercatat, pemerintah menetapkan kuota minyak tanah sebesar 523.000 kilo liter (KL) pada APBN 2024. Kemudian pada APBN 2025, kuota yang ditetapkan tidak jauh berbeda, yakni 525.000 KL.