Bahlil Bakal Ubah Skema Subsidi BBM, LPG, dan Listrik Jadi BLT

3 November 2024 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan sederet menteri ekonomi dalam konferensi pers usai rapat koordinasi, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Minggu (3/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan sederet menteri ekonomi dalam konferensi pers usai rapat koordinasi, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Minggu (3/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan akan mengubah skema subsidi BBM, LPG hingga listrik. Dia bilang, salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah mengubah skema subsidi menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
ADVERTISEMENT
“Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya kemungkinan kita akan memberikan BLT langsung kepada masyarakat, atau ada opsi lain atau di blending (yaitu) ada bagian yang memang kita langsung ke rakyat dan ada sebagian yang masih subsidi seperti sekarang,” kata Bahlil dalam konferensi pers usai rapat koordinasi, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Minggu (3/11).
Bahlil mengatakan hal ini dilakukan atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Dia juga melakukan kajian untuk memastikan subsidi BBM, LPG hingga listrik ini tepat sasaran.
“Karena kita tahu subsidi kita sekarang kan Rp 435 triliun di 2024 itu terdiri dari kompensasi dan subsidi, untuk LPG itu Rp 53 triliun,” tambah Bahlil.
Dia kemudian menemukan kemungkinan subsidi yang selama ini diberikan pemerintah tidak tepat sasaran. Padahal, menurut dia tujuan subsidi itu adalah diberikan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi.
ADVERTISEMENT
Adanya potensi subsidi BBM dan listrik tidak tepat sasaran ini, lanjut Bahlil, telah diutarakan oleh PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), juga Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
“Tapi jujur saya katakan ya kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran. Dan itu gede, angkanya itu kurang lebih Rp 100 triliun,” jelasnya.
Bahlil mengatakan, untuk hal ini dia akan mulai bergerak menggelar rapat perdana pada pekan depan. Sebab, Prabowo hanya memberikan waktu selama dua minggu untuk pihaknya memastikan subsidi BBM tepat sasaran.
“Dua minggu dikasih waktu dari Pak Presiden. Jadi dua minggu ini akan kami selesaikan. Kalian kan nggak inginkan subsidi itu yang harusnya untuk orang miskin, saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus,” tutup Bahlil.
ADVERTISEMENT