Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Bahlil Bakal Utamakan Pertamina Jadi Operator Kilang 1 Juta Barel
13 Maret 2025 20:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan mengutamakan PT Pertamina (Persero) menjadi pengelola kilang jumbo berkapasitas total 1 juta barel.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, pemerintah masih membahas bagaimana skema pengelolaan kilang yang dipertimbangkan akan didanai Danantara Indonesia. Namun, Pertamina sebagai BUMN energi tentunya akan diprioritaskan.
"Menyangkut nanti akan diserahkan ke siapa nanti kita akan bahas. Saya pikir Pertamina salah satu yang harus kita pertimbangkan karena dia adalah BUMN yang di bidang energi," jelasnya saat ditemui di TBBM Tanjung Gerem Cilegon, Banten, Kamis (13/3).
Menurut Bahlil, pembangunan kilang baru di dalam negeri penting untuk meningkatkan kapasitas sekaligus kualitas produk olahan minyak mentah seperti BBM dan petrokimia, sehingga bisa mengurangi impor.
"Kita akan lagi menyusun agar kita membangun kilang kita sendiri, sekaligus untuk menjaga kualitas daripada minyak," ujar Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil mengumumkan perubahan rencana pembangunan kilang minyak nasional. Semula, kapasitas kilang yang akan dibangun hanya sekitar 500 ribu barel per hari, namun kini ditingkatkan menjadi 1 juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini diambil dalam rapat terbatas (ratas) yang berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/3).
"Dan tadi kami melakukan rapat untuk membahas implementasi teknis. Di mana salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel karena kita impor sekitar 1 juta barel per day," ucap dia.
Pembangunan 1 juta barel itu, kata Bahlil, nantinya akan ditempatkan di beberapa daerah. "Tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel akan kita bangun di beberapa tempat, baik ada di wilayah Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku, Papua, sehingga ini menjadi pemerataan," paparnya.