Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bahlil Berencana Setop Impor BBM dari Singapura, Mau Alihkan ke Timur Tengah
9 Mei 2025 13:41 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan menyetop impor BBM dari Singapura. Rencana yang akan dimulai 6 bulan lagi itu, akan dilakukan bertahap hingga benar-benar tak mengimpor dari Singapura.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, dia sudah mengevaluasi produk impor komoditas energi sejak dirinya diangkat menjadi Menteri ESDM, salah satunya BBM yang sekitar 54-59 persen diimpor dari Singapura.
Menurutnya, harga BBM dari Singapura sama saja bahkan lebih mahal daripada Timur Tengah. Padahal, Singapura yang bukan negara penghasil minyak mentah tersebut lebih dekat ke Indonesia.
"Kalau begitu kita mulai berpikir bahwa mungkin, bukan mungkin lagi nih, sudah hampir pasti kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara ini (Singapura)," ungkapnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/5).
Bahlil menyebutkan alokasi impor BBM dari Singapura yang akan dikurangi secara bertahap mulai dari 50 persen. Namun, dia membuka kemungkinan nilainya akan menjadi 0 alias tidak lagi impor.
ADVERTISEMENT
"Bertahap ya. Tahap sekarang mungkin bisa sampai 50-60 persen, dan mungkin suatu saat akan nol. Kenapa tidak? Justru harus jadi lebih murah dong. Masa barang dekat dibikin lebih mahal," tegasnya.
Selain karena harga BBM yang kurang kompetitif dengan Timur Tengah, dia menyebutkan alasan pengalihan impor BBM dari Singapura ini lantaran pertimbangan geopolitik. Hanya saja dia tidak menjelaskan dengan rinci masalah tersebut.
"Tidak hanya itu, ini ada persoalan geopolitik, geoekonomi, dan kita kan harus juga membuat keseimbangan bagi yang lain," tutur Bahlil.
Bahlil menyebutkan, kebijakan itu akan dimulai enam bulan lagi. Sebab, dia baru saja mengarahkan PT Pertamina (Persero) untuk membangun kapal tanker dan dermaga atau pelabuhan yang lebih besar.
Dengan kapal tanker yang lebih besar itu, kata dia, Indonesia bisa lebih banyak mengangkut BBM dari Timur Tengah atau negara lain. Dia juga meminta kedalaman permukaan dermaganya dijaga.
ADVERTISEMENT
"Enam bulan, sekarang kan Pertamina lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa kapal impor yang besar, karena kalau dari Singapura kan kapalnya yang kecil-kecil, itu juga salah satu alasan," tuturnya.
Bahlil menuturkan, pemerintah berencana mengalihkan alokasi impor BBM dari Singapura utamanya ke Timur Tengah. Namun, dia juga membuka kemungkinan menambah impor BBM dari Amerika Serikat (AS) seiring dengan proses negosiasi tarif.
"Salah satu di antaranya (AS), ya, sebagian lah, kan kita sudah mempunyai perjanjian dengan Amerika. Salah satu di antara yang kita tawarkan itu adalah kita harus membeli beberapa produk dari mereka BBM, crude, dan LPG," jelas Bahlil.
Di sisi lain, Bahlil enggan menjelaskan soal biaya logistik yang akan lebih mahal jika mengimpor BBM dari tempat yang lebih jauh. Dia juga memastikan, tidak ada kontrak yang diputus karena BBM ini dibeli dari pasar spot.
ADVERTISEMENT
"Impor itu enggak ada kontrak. Impor itu adalah spot, barang ada dibeli. Jadi bukan berarti putus kontrak dalam waktu sekian," tandas Bahlil.