Bahlil Cek Lapangan SPS PHM, Sumur Gas Tua yang Masih Produktif

1 Mei 2025 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS) milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Rabu (30/4/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS) milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Rabu (30/4/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengecek Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS) milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Rabu (30/4).
ADVERTISEMENT
Lapangan SPS merupakan bagian integral Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan kontrak berlaku sejak 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2037.
Dalam kunjungan tersebut, Bahlil melihat langsung operasi produksi bahkan proses peningkatan lifting dari sumur-sumur yang telah lama berproduksi atau sumur tua (mature).
"Kita tadi ke Pertamina Hulu Mahakam dan kita ngecek sekalipun ini memang sumur-sumur tua, tapi mereka masih mampu mempertahankan lifting (gas)," katanya saat ditemui di Senipah, Kalimantan Timur, dikutip Kamis (1/5).
Bahlil mengungkapkan, Lapangan SPS bahkan masih bisa meningkatkan lifting gasnya dari semula 200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) menjadi 500 MMSCFD.
"Bisa mendongkrak dari asumsi awal yang turunnya kurang lebih sekitar 200-300 MMSCFD, sekarang sudah naik menjadi 400 sampai dengan 500 MMSCFD," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil menyoroti bahwa peningkatan produksi migas tidak hanya bergantung pada pengembangan lapangan baru, tetapi juga pada optimalisasi sumur-sumur lama (idle well), terlepas dari upaya mempercepat proyek baru.
Pemerintah menegaskan sejumlah sumur tua yang sebelumnya diperkirakan mengalami penurunan justru mampu meningkatkan produksi dengan bantuan teknologi di lapangan, seperti penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR).
Suasana Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS) milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Rabu (30/4/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
PT Pertamina Hulu Mahakam memegang 90 persen partisipasi, sementara 10 persen sisanya dikelola PT Migas Mandiri Pratama Kutai Kalimantan Timur berdasarkan perjanjian pengalihan dan pengelolaan yang ditandatangani pada 17 Juli 2019.
WK Mahakam membentang seluas 3.266 km2 dan meliputi beberapa lapangan gas serta minyak, didukung oleh enam fasilitas utama. Hingga Maret 2025, rata-rata lifting Lapangan SPS mencapai 25.000 barel minyak dan kondensat per hari serta 399 juta standar kaki kubik gas per hari.
ADVERTISEMENT
Sejak 2018 hingga kuartal I 2025, total bagi hasil yang disalurkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) telah mencapai sekitar USD 207,5 juta.
Pada kunjungan tersebut, Bahlil didampingi oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, serta Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim beserta jajaran manajemen lainnya.
General Manager PHM Setyo Sapto Edi mengatakan PHM mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi, digitalisasi, dan prinsip keselamatan kerja sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan.
"Lapangan SPS adalah salah satu contoh bagaimana pengelolaan lapangan mature dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga produktivitas dan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan,” jelas Setyo.
ADVERTISEMENT
Setyo menambahkan, pencapaian produksi PHM year to date Maret 2025 sebesar 439 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas dan minyak sebesar 25.1 Barrel Oil Per Day (BOPD).
Sementara untuk pengeboran, PHM telah berhasil melakukan pengeboran sebanyak 20 sumur tajak. Keberhasilan ini didukung oleh strategi PHM dalam hal optimalisasi lapangan, penerapan teknologi terkini, serta efisiensi operasi.
Selain pencapaian produksi, PHM juga menegaskan komitmennya terhadap keselamatan kerja. Sampai dengan tanggal 29 Maret 2025, PHM telah mencatat 571 hari atau setara dengan 44.294.278 jam kerja tanpa kecelakaan.