news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Bahlil: Industri Mulai Sadar Jaga Kelestarian, Beralih dari Batu Bara ke EBT

25 September 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyoroti peran besar sektor transportasi sebagai penyumbang utama emisi karbon di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut 49 persen konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional digunakan oleh sektor transportasi, menjadikan kendaraan bermotor salah satu kontributor terbesar emisi gas rumah kaca.
"Selain pembangkit listrik, yang kita pakai batu bara dan fosil. Salah satu penyumbang terbesar CO2, itu adalah kendaraan kita. 49 persen dari total pemakaian BBM, itu adalah transportasi,” kata Bahlil dalam kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (25/9).
Bahlil mengungkapkan, Indonesia mulai berangsur-angsur menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Saya katakan insaf bertahap, karena kita dulunya masih berpikir tentang mencari uang cepat, tanpa memperhatikan proses-proses lingkungan dengan baik. Nah, kalau itu masalahnya, kita kan net zero emission kan 2060,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait upaya penanganan emisi, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah sudah mulai menerapkan langkah-langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, terutama di sektor industri. Pemerintah akan mengeluarkan regulasi yang mengharuskan industri untuk beralih ke energi baru terbarukan secara bertahap.
"Kita akan mengganti smelter-smelter industri yang sekarang mereka memakai batu bara, itu ke energi baru terbarukan," tegas Bahlil.
"Di Weda Bay, kami sedang membangun industri hilirisasi dari bahan baku nikel," pungkasnya.