Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Bahlil Jamin Bukan Asing yang Danai Pabrik Metanol di Bojonegoro Rp 1,9 T
17 Januari 2025 17:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan proyek pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur, dengan nilai investasi USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 19 triliun, bukan didanai oleh perusahaan asing.
ADVERTISEMENT
Bahlil menyebut, investor proyek hilirisasi tersebut bukan BUMN, melainkan swasta yang berasal dari dalam negeri. Metanol disebut bisa menjadi campuran biodiesel, sehingga bisa mendukung program B50 bahkan B60 di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Komitmen investasi itu seiring dengan arahan Prabowo yang ingin seluruh pendanaan proyek hilirisasi diutamakan dari perbankan dalam negeri. Tidak terkecuali proyek biodiesel.
Saat ini Indonesia melaksanakan mandatori biodiesel 40 persen (B40) mulai awal 2025, yang membutuhkan metanol 2,3 juta ton. Kebutuhan ini akan bertambah saat implementasi B50.
"Arahan Bapak Presiden itu langsung juga kita bangun dalam negeri. Itu kita akan bangun di Bojonegoro. Bahan bakunya dari gas. Kemudian etanolnya itu dari tanaman tebu. Nah salah satu di antaranya akan kita buat di Jawa maupun di Merauke," ungkap Bahlil.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bahlil mengungkapkan ada rencana pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur, dengan nilai investasi USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 19 triliun.
Bahlil menargetkan B40 bisa diimplementasikan awal 2025, kemudian naik menjadi B50 di tahun 2026. Untuk menyukseskan program tersebut, dia menghitung dibutuhkan pasokan metanol sekitar 2-2,3 juta ton.
"Waktu itu saya sudah meminta kepada SKK Migas, nanti ditindaklanjuti itu ada investasi sekitar USD 1,2 miliar kita harus bangun hilirisasi metanol di Bojonegoro," ungkapnya saat Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024, Rabu (11/12).
Bahlil pun menjamin pasokan gas untuk pabrik metanol tersebut sudah aman, sebesar 90 MMBtu. Dia mengeklaim, rencana ini tidak kunjung rampung karena tidak sinkronnya koordinasi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi.
ADVERTISEMENT
"Kemudian gasnya sudah kami siapkan, 90 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Ini kenapa dulu tidak jadi-jadi karena Kementerian Investasi jalan kiri, ESDM jalan kanan. Akhirnya ketemu di tikungan adanya adu argumen, omon-omon terus enggak selesai itu barang," tegasnya.