Bahlil Jamin RI Komitmen Jalankan Paris Agreement, Kembangkan Energi Bersih

15 April 2025 16:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Senayan JCC, Selasa (15/4/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Senayan JCC, Selasa (15/4/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen Indonesia dalam menjalankan Paris Agreement, di tengah banyaknya negara maju yang dinilai mulai goyah dalam mendorong transisi energi.
ADVERTISEMENT
Paris Agreement, yang disepakati pada 2015, merupakan komitmen global untuk menekan laju perubahan iklim, dengan target menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celsius. Sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa merupakan penggagas dan penandatangan awal kesepakatan ini.
Namun kini, menurut Bahlil, komitmen tersebut mulai luntur dari negara-negara yang justru paling vokal di awal. Ia menyebut sebagian negara penggagas kesepakatan itu mulai menunjukkan ketidakkonsistenan dalam penerapan energi bersih demi menurunkan emisi karbon.
“Sekalipun saya tahu bahwa dunia sekarang sebagian yang memutuskan untuk mendorong energi baru terbarukan dalam menurunkan CO2 dan kita mendorong 2050-2060 bebas emisi itu mulai agaknya tidak, mulai ragu-ragu gitu, mulai agak tidak konsisten,” kata Bahlil saat acara Global Hydrogen System Summit 2025, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
Bahlil menegaskan Indonesia memilih tetap berkomitmen menjalankan agenda transisi energi. Menurutnya, komitmen ini dijalankan secara hati-hati dan strategis. Ia merujuk pada visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan kedaulatan energi dan pengembangan energi baru terbarukan sebagai prioritas nasional, termasuk pengembangan hidrogen.
“Saya ingin mengatakan bahwa Indonesia akan selalu berada pada bagian yang akan menjalankan komitmen itu tetapi dengan penuh hati-hati secara mendalam,” ungkap Bahlil.
Bahlil juga meminta negara-negara penggagas Paris Agreement agar bercermin dan menilai kembali sejauh mana mereka benar-benar merealisasikan komitmen iklim yang disepakati bersama hampir satu dekade lalu.
“Justru saran saya, tolong tanyakan kepada negara-negara yang telah menginisiasi untuk melahirkan Paris Agreement itu sejauh mana komitmen mereka? Karena ini Indonesia sudah sangat konsisten menjalankan,” tutur Bahlil.
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah fokus memperkuat sektor energi bersih, termasuk pengembangan hidrogen yang dinilai sebagai energi masa depan. Pemerintah juga aktif mendorong investasi dan hilirisasi sektor energi untuk mempercepat transisi dan menurunkan kebergantungan terhadap energi fosil.