Bahlil Kaji Pemutihan Tunggakan BBM TNI AL Rp 3,2 Triliun

30 April 2025 19:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui usai kunjungan ke Onshore Receiving Facility (ORF) ENI Muara Bakau B.V Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui usai kunjungan ke Onshore Receiving Facility (ORF) ENI Muara Bakau B.V Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia merespons permintaan TNI Angkatan Laut (AL) memutihkan tunggakan biaya bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional alutsista.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan Kementerian ESDM sudah menerima permintaan tersebut dan tengah mengkajinya bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) dan Inspektur Jenderal (Irjen).
"Kami lagi mengkaji dari Dirjen Migas dengan dari Inspektur Jenderal," ungkapnya saat ditemui di Onshore Receiving Facility ENI Muara Bakau B.V Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4).
Saat ditanya kembali terkait kemungkinan pemutihan tunggakan biaya BBM TNI AL, Bahlil tidak berkomentar banyak dan hanya menegaskan bahwa keputusannya masih dalam pengkajian.
"Lagi masih dalam kajian," tegas Bahlil.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan saat ini terdapat tunggakan biaya BBM untuk operasional Alutsista TNI AL kepada PT Pertamina (Persero).
“Untuk bahan bakar memang ini masih kalau kita berpikir masih sangat terbatas, kemarin ada tunggakan itu bahan bakar Rp 2,25 T dan saat ini kita sudah dikenakan harus membayar utang lagi Rp 3,2 T. Itu sebenarnya tunggakan,” kata Ali saat hadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/4).
ADVERTISEMENT
Ali mengungkapkan, hal itu mengganggu operasional untuk TNI melakukan patroli di perairan Indonesia. Ia berharap agar tunggakan tersebut diputihkan.
“Jadi ini mengganggu sekali, mengganggu kegiatan operasional dan harapannya sebenarnya ini bisa ditiadakan untuk masalah bahan bakar, diputihkan,” tuturnya.
Selain itu, Ali juga menyinggung soal pemberlakuan harga BBM, TNI AL membeli minyak dengan harga industri. Ia menyinggung harga bahan bakar untuk Kepolisian yang berbeda tarifnya. Ia lantas meminta agar TNI AL juga bisa diberikan harga bahan bakar subsidi.
Ia menyebutkan, konsumsi BBM TNI paling banyak memang berada pada matra Angkatan Laut. Sebab, ada beberapa teknologi pada alutsista yang harus tetap menyala.
“Memang yang menggunakan bahan bakar terbesar pasti Angkatan Laut karena kapal kita ini walaupun diam saja tidak bergerak, tapi dieselnya tetap hidup, Dan untuk menghidupkan air condition, AC, karena kalau AC dimatikan peralatan elektronik akan rusak di dalamnya, itu bahayanya,” paparnya.
ADVERTISEMENT