Bahlil Kena Protes Ada Perusahaan Ajukan Izin Produksi Nikel Besar-besaran

25 November 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam acara Minerba Expo 2024, Senin (25/11/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam acara Minerba Expo 2024, Senin (25/11/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menceritakan banyak pihak mengkritik dirinya terkait rencana satu perusahaan tambang yang mengajukan izin untuk memproduksi nikel dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ada satu perusahaan yang meminta produksi nikel mencapai 40 persen dari total produksi nasional.
"Saya diprotes banyak oleh orang, kenapa nikel ada satu perusahaan RKAB minta sampai 30 persen sampai 40 persen dari total RKAB. Produksi kita kan 150 juta untuk nikel," kata Bahlil dalam acara Minerba Expo 2024 di Balai Kartini, Senin (25/11).
Menurutnya, permintaan satu perusahaan yang mencapai 50-60 juta ton nikel dianggap tidak bijak. Bahlil menekankan pentingnya pemerataan dalam produksi nikel agar ada kontribusi yang seimbang antar perusahaan.
"Ini berarti kan enggak bijak dong. Nah saya mau belajar sama senior-senior ini. Jadi harus ada pemerataan supaya apa? Ada kontribusi bersama," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Operator dump truck menuangkan slag atau limbah nikel di tempat penampungan khusus Bahan Berbhaya dan Beracun (B3) di kawasan pertambangan PT Vale Indonesia, Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Bahlil mengatakan, cadangan nikel Indonesia melesat dalam kurun waktu beberapa tahun. Berdasarkan data Badan Geologi Amerika Serikat, Indonesia menyumbang 42 persen dari total cadangan nikel dunia pada 2022-2023.
"Total cadangan nikel dunia yang ada di Indonesia itu 42 persen. Jadi memang, ini adalah sebagai bentuk cadangan kita yang luar biasa sekali," tutur Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan, dalam konteks hilirisasi Kementerian ESDM sudah menyusun sebuah roadmap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dia berharap, hilirisasi akan menjadi instrumen utama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia menambahkan, investasi besar dibutuhkan dalam sektor hilirisasi. Dengan total investasi mencapai USD 618 miliar di 2035 sampai 2040.
"Dari USD 618 miliar itu, sekitar 91 persen ada di kementerian ESDM, Hulu Migas, dan Minerba. Tapi Minerba yang paling banyak," ujarnya.
ADVERTISEMENT