Bahlil: Kita Dorong Perusahaan Sebesar-besarnya Pakai EBT

25 September 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan akan terus mendorong komitmen perusahaan untuk mengkonversi menjadi energi terbarukan untuk menekan laju emisi karbon.
ADVERTISEMENT
Upaya untuk mendorong transisi energi kepada perusahaan-perusahaan di sektor tambang seiring dengan target pemerintah yang akan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Kita akan dorong ke depan itu adalah industri sebesar-besar mungkin untuk [menggunakan] pembangkit energi tenaga terbarukan, termasuk NPI (nickle pig iron)," katanya dalam acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta pusat, Rabu (25/9).
Pria yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui salah satu polusi terbesar saat ini berasal dari pembangkit listrik karena masih menggunakan energi batu bara dan fosil.
Sebanyak 49 persen total pemakaian BBM itu berasal dari transportasi termasuk mobil dan motor. Menurut catatannya, saat ini ada 120 juta pengguna kendaraan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi pembangkit, kemudian mobil, motor, transportasi lain, kebakaran sebagian hutan, itu adalah akibat melahirkan polusi yang sangat berat," imbuh dia.
Menurut dia saat ini pemerintah telah mulai membuat dan menerapkan kebijakan untuk penggunaan energi terbarukan bagi industri secara bertahap.
Ia mencontohkan salah satu smelter nikel di Weda Bay, Kabupaten Halmahera Tenah, Maluku Utara yang mulai mengkonversi energi terbarukan secara bertahap.
"Kita akan mengganti smelter-smelter industri yang sekarang mereka memakai batubara, itu ke energi baru terbarukan," kata Bahlil.