Bahlil Lulus S3 di UI, Disertasi soal Hilirisasi Nikel di Morowali dan Weda Bay

16 Oktober 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat sidang terbuka promosi dokter di UI. Foto: YouTube Universitas Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat sidang terbuka promosi dokter di UI. Foto: YouTube Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dinyatakan lulus studi doktoral bidang Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia (UI), usai melaksanakan Sidang Terbuka Promosi hari ini, Rabu (16/10).
ADVERTISEMENT
Disertasi Bahlil untuk studi doktoral tersebut bertajuk Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.
"Maka berdasarkan semua ini, tim penguji memutuskan untuk mengangkat Saudara Bahlil Lahadalia menjadi doktor dalam Program Studi Kajian Stratejik dan Global dengan yudisium cumlaude," kata Ketua Sidang Prof Dr. I Ketut Surajaya, S.S., M.A.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan Bahlil yakni empat masalah utama dari dampak hilirisasi yang membutuhkan penyesuaian kebijakan, di antaranya ketidakadilan dana transfer daerah, keterlibatan pengusaha daerah yang minim, keterbatasan partisipasi perusahaan Indonesia dalam sektor hilirisasi bernilai tambah tinggi, serta belum adanya rencana diversifikasi pasca-tambang.
Bahlil, dalam penelitiannya, merekomendasikan empat kebijakan utama dalam mengantisipasi permasalahan tersebut yaitu:
ADVERTISEMENT
1) reformulasi alokasi dana bagi hasil terkait aktivitas hilirisasi,
2) penguatan kebijakan kemitraan dengan pengusaha daerah,
3) penyediaan pendanaan jangka panjang untuk Perusahaan nasional di sektor hilirisasi
4) kewajiban bagi investor untuk melakukan diversifikasi jangka panjang. Sebagai peneliti
Selain itu, Bahlil juga menekankan pentingnya pembentukan Satuan Tugas yang dapat mengorkestrasikan implementasi kebijakan hilirisasi untuk menjadi lebih efektif.
Dia menuturkan, lembaga tersebut perlu mendapat mandat dari presiden sehingga berwenang melakukan koordinasi seluruh pihak baik pemerintah maupun pelaku usaha dan mobilisasi sumber daya untuk menyukseskan hilirisasi.
Sekretaris Program Studi Doktor Kajian Stratejik Global SKSG UI, Stanislaus Riyanta, menjelaskan sebelum sampai pada tahap Sidang Terbuka Promosi Doktor, Bahlil sebagai mahasiswa riset Program Studi Doktor Kajian Stratejik Global SKSG UI telah menempuh rangkaian tahapan ujian.
ADVERTISEMENT
Pertama, Seminar I yang dilakukan pada 15 Juni 2023, Seminar 2 pada 26 Oktober 2023, Seminar 3 pada 22 Desember 2023, dan Ujian Proposal Riset pada 27 Januari 2024.
Selanjutnya Bahlil menempuh Ujian Hasil Riset pada 19 Juni 2024, Ujian Seminar Hasil Riset I pada 10 Juli 2024, dan Ujian Hasil Riset 2 pada 27 September 2024.
"Setiap tahapan yang telah dilakukan oleh Bahlil Lahadalia sebagai mahasiswa riset pada program studi Doktor Kajian Stratejik dan Global SKSG UI diuji oleh dosen-dosen yang mempunyai kepakaran sesuai dengan bidang penelitiannya," jelas Stanislaus dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (16/10).
Selain itu, lanjut dia, untuk menjamin mutu dan transparansi dosen penguji tersebut tidak hanya dari internal SKSG tetapi juga lintas Fakultas di Universitas Indonesia, dan melibatkan pula penguji dari luar Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data PDDikti, Bahlil masuk di Universitas Indonesia untuk jenjang Doktor dengan program studi Kajian Stratejik dan Global per 13 Februari 2023. Artinya, Bahlil berhasil memperoleh gelar Doktor dalam kurun waktu 20 bulan.
Adapun sidang terbuka promosi doktor Bahlil diketuai oleh Ketua Sidang Prof Dr. I Ketut Surajaya, S.S., M.A. dan dihadiri oleh Promotor Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M, serta ko-promotor Dr. Teguh Dartanto, S.E., M.E dan Athor Subroto, Ph.D. Lahdalia diuji oleh Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si., Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., dan Prof. Dr. Kosuke Mizuno.