Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Bahlil Masih Kaji Kemungkinan Ubah Subsidi BBM Jadi BLT
21 Oktober 2024 21:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, pemerintah membuka potensi semua kemungkinan transformasi subsidi energi untuk membuatnya menjadi lebih tepat sasaran kepada yang berhak.
"Belum ada keputusan sampai seperti itu (diubah jadi BLT). Tetapi kita lagi mencari formatnya yang baik dan benar, agar BBM subsidi itu tepat sasaran. Sasarannya itu adalah BBM tepat sasaran," jelasnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Senin (21/10).
Selain itu, masih terkait kebijakan penyaluran BBM, Bahlil juga masih mengkaji terkait penurunan kadar sulfur dalam BBM baik itu diesel maupun bensin. Hal ini didiskusikan bersama Presiden Prabowo Subianto.
"Nanti itu belum, itu ada makronya ada, tapi arahan umumnya ada, tapi detailnya saya harus diskusikan lagi dengan Bapak Presiden," tandas Bahlil.
Sebelumnya, Prabowo berencana akan mengubah skema subsidi agar tepat sasaran kepada orang yang membutuhkan. Ia mengatakan, nantinya skema program subsidi dapat memanfaatkan teknologi digital agar lebih spesifik menyasar orang yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pihaknya berencana melakukan kajian mengenai skema penyaluran subsidi agar tepat sasaran.
"Kita harus berani meneliti, kita ubah subsidi itu harus kepada langsung, keluarga-keluarga yang membutuhkan dengan teknologi digital kita mampu sampai subsidi itu," katanya dalam pidatonya usia dilantik sebagai Presiden Indonesia di Gedung DPR MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10).
Dengan nada tegas di depan ribuan pejabat yang hadir, Prabowo menyampaikan agar bantuan subsidi dapat dinikmati orang-orang yang membutuhkan.
"Tidak boleh aliran bantuan itu tidak sampai ke mereka yang membutuhkan," tegasnya.
Perubahan subsidi energi menjadi BLT juga sempat disinggung Dewan Penasihat Presiden terpilih Prabowo Subianto, Burhanuddin Abdullah. Dia menyebutkan, subsidi di era Prabowo akan langsung menyasar target melalui bantuan tunai, sehingga tidak lagi berfokus pada komoditas.
ADVERTISEMENT
“Maka kita ingin dengan data yang diperbaiki, data yang disempurnakan, mereka diberi saja transfer tunai langsung kepada mereka. Bukan kepada komoditasnya, tetapi pada keluarganya yang berhak untuk menerima,” kata Burhanuddin dalam UOB Economic Outlook 2025, Rabu (25/9).
Selama ini subsidi energi diberikan berdasarkan komoditas yang dibutuhkan masyarakat seperti listrik, Bahan Bakar Minyak (BBM), serta gas. Namun, model ini dirasa kurang tepat.
Dengan model seperti itu, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut menyebut anggaran subsidi dapat berkurang sekitar Rp 150 sampai Rp 200 triliun.
“Kita kurangi subsidi dengan secara langsung diberikan tadi, tapi kita alihkan ke hal yang produktif, itu artinya kita me-leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut,” lanjutnya.