Bahlil Mau Reaktivasi Sumur Migas Nganggur untuk Capai Swasembada Energi

29 Desember 2024 15:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan pengecekan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan pengecekan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut sektor hulu minyak dan gas (migas) menjadi kunci pencapaian target swasembada energi sesuai program Astacita Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Bahlil menilai pencapaian swasembada energi memerlukan peningkatan produksi migas yang berkelanjutan dan optimal.
"Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah reaktivasi sumur-sumur menganggur (idle) yang tidak berproduksi," kata Bahlil dikutip dari Antara, Minggu (29/12).
Menurutnya, potensi yang ada di sumur-sumur yang telah lama tidak beroperasi tersebut cukup besar untuk meningkatkan lifting migas nasional.
"Kami mengincar tambahan lifting migas dari sumur idle yang memiliki potensi besar," ujar Bahlil.
Foto udara sumur eksploras Kolibri (KOL)-001 di wilayah onshore Cepu, Jawa Timur, yang dikelola PT Pertamina EP. Foto: Pertamina EP
Saat ini, kata Bahlil, Indonesia memiliki 44.985 sumur migas. Dari jumlah itu, sebanyak 16.433 sumur aktif berproduksi, 16.990 sumur idle tidak berproduksi, dan 11.562 sumur lain-lain berstatus abandoned, injection, atau dry-hole.
Terdapat 4.993 sumur idle yang tidak memiliki potensi hidrokarbon (HC), 4.495 sumur idle yang memiliki potensi HC, dan 7.502 sumur idle yang dalam proses kajian.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Bahlil menjelaskan reaktivasi sumur-sumur migas idle mampu mengembalikan produksi minyak Indonesia hingga di atas 1,5 juta barel per hari sebagaimana pernah terjadi pada 1997.
Bahlil mengatakan dengan langkah itu kesenjangan antara kebutuhan dan produksi migas dalam negeri dapat diperbaiki.
"Jadi kondisi 1997 terbalik dengan kondisi sekarang. Kalau dahulu kita ekspor 1 juta barel per hari, sekarang kita impor 1 juta barel per hari," ungkap Bahlil
Saat ini, sambung Bahlil, kebutuhan konsumsi minyak Indonesia rata-rata adalah 1,6 juta barel per hari. Peningkatan lifting minyak dan gas bumi menjadi salah satu langkah strategis Kementerian ESDM untuk mewujudkan swasembada energi.