Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bahlil Minta Proyek RDMP Balikpapan Dikebut, Sebelum September 2025 Harus Kelar
15 Desember 2024 14:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta PT Kilang Pertamina Balikpapan (KBP) untuk mengebut pengerjaan proyek Refinery Development Master Plan atau RDMP Balikpapan .
ADVERTISEMENT
Bahlil telah mengecek langsung proyek tersebut pada Sabtu (14/12). Hasilnya, Bahlil mengungkapkan perkembangan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Sehingga dia mendorong KBP untuk terus melakukan percepatan penyelesaian.
"Tadi saya lihat tinggal minornya dan progres pekerjaannya itu sudah mencapai 91 persen. Saya akui berdasarkan presentasi dari teman-teman Pertamina itu ada terjadi defisit progres. Namun saya sudah minta kepada mereka dipercepat, awalnya bulan September (2025), tapi saya minta dimajukan dengan cara apa pun agar bisa menuju ketahanan energi," kata Bahlil melalui keterangan tertulis, Minggu (15/12).
Penyelesaian RDMP Balikpapan dimulai dari pengoperasian CDU IV untuk meningkatkan kapasitas menjadi 360 ribu barel per hari, kemudian Residual Fluid Catlytic Cracking (RFCC) yang sebenarnya diestimasikan rampung Kuartal IV 2024.
Bahlil mengatakan keberadaan RDMP Balikpapan bisa mendukung cita-cita Indonesia untuk mewujudkan ketahanan energi. Sebab RDMP Balikpapan diproyeksikan akan menggenjot produksi minyak nasional.
ADVERTISEMENT
"Penambahan kilang ini akan bisa menghasilkan produksi minyak jadi sebesar 100 ribu barel per hari. Dulunya 260 ribu barel per hari, sekarang tinggal nambah 100 ribu barel per hari. Jadi totalnya 360 ribu barel per hari. Ini kalau bisa kita selesaikan dalam waktu cepat, maka akan mengurangi impor kita," terang Bahlil.
Proyek RDMP Balikpapan akan mampu meningkatkan kapasitas kilang dari 260 KBPD menjadi 360 KBPD, meningkatkan kualitas produk dari EURO II menjadi EURO V, hingga meningkatkan produk BBM dari 197 KBPD menjadi 339 KBPD dan produk LPG dari 48 Kilotonnes Per Annum (KTPA) menjadi 384 KTPA.