Bahlil: Ngebor Sumur Migas Nganggur Bisa Tambah Produksi 180 Ribu BOPD

7 November 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di kantornya, Senin (4/11/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di kantornya, Senin (4/11/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan reaktivasi 6.000 idle well alias sumur nganggur di Indonesia bisa menambah produksi minyak mentah mencapai 180 ribu barel per hari (BOPD).
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, saat ini lifting minyak terus menurun di kisaran 600 ribu BOPD, sementara konsumsi nasional bisa mencapai 1,6 juta BOPD, sehingga Indonesia masih harus mengimpor minyak mentah sekitar 1 juta BOPD.
Untuk meningkatkan lifting minyak nasional, Bahlil menyebut harus ada gebrakan baru. Salah satunya dengan mengoptimalkan kembali produksi sumur-sumur yang sudah lama tidak dikelola.
Bahlil mencatat dari total 44.985 sumur migas yang ada di Indonesia, terdapat sekitar 16.400 sumur yang masih aktif, sementara 16.990 sumur tidak berfungsi alias idle.
"Kita akan aktifkan ini kurang lebih sekitar 6.000 sumur. Kalau 6.000 sumur rata-rata kita bisa dapat 30 barel per day aja, itu bisa dapat 180.000 barel per day dari sumur idle," katanya saat Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah 2024 di Sentul International Convention Center (SICC), Kamis (7/11).
Foto udara area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
Berdasarkan catatan SKK Migas, terdapat 6.402 sumur idle di Indonesia, 4.457 sumur di antaranya sudah teridentifikasi memiliki potensi, dan 1.040 sumur masih dalam evaluasi.
ADVERTISEMENT
Rinciannya, 4.886 sumur idle dimiliki oleh Pertamina Group, di mana sumur yang masih memiliki potensi sebanyak 4.200 sumur sekitar 2,23 BOPD per sumur.
Sementara 1.516 sumur idle dimiliki KKKS selain Pertamina, dengan jumlah sumur yang masih berpotensi sebesar 257 sumur, sementara 1.040 sumur masih dalam proses evaluasi.
Adapun total produksi minyak mentah dari 16.400 sumur migas yang masih aktif, 65 persen diproduksi oleh Pertamina, sementara 25 persen diproduksi ExxonMobil.
"Artinya posisi lifting kita ini tergantung dari dua perusahaan besar ini, 90 persen total lifting ada di dua perusahaan ini," kata Bahlil.
Selain dengan reaktivasi sumur idle, Bahlil mengatakan ada cara lain untuk meningkatkan produksi migas nasional yaitu dengan intervensi teknologi. Salah satunya pengeboran sumur infill dan clastic di Blok Cepu milik ExxonMobil.
ADVERTISEMENT
Buah dari intervensi itu, kata Bahlil, berhasil meningkatkan lifting Blok Cepu menjadi 161 ribu BOPD. Contoh teknologi lainnya misal Enhanced Oil Recovery (EOR) yang dilakukan PT Pertamina Hulu Rokan.
Sejumlah pekerja Pertamina EP Papua Field memeriksa fasilitas di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
Cara lain yaitu menggencarkan eksplorasi yang paling banyak di Indonesia timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua. Setidaknya ada 60 wilayah kerja (WK) atau blok migas akan dilelang mulai tahun 2025.
"Tidak bisa lagi Bapak Ibu semua kita pakai gaya-gaya lama. Kalau pakai gaya-gaya lama, ya sudah negara kita ini akan seperti ini terus," tegas Bahlil.
Kemudian langkah selanjutnya adalah mempercepat rencana pengembangan (plan of development/PoD) blok migas yang terkatung-katung. Bahlil mengatakan ada 301 wilayah kerja yang sudah dieksplorasi namun belum PoD.
ADVERTISEMENT
"Ini kita akan kejar. Jadi siapapun sumurnya yang tidak menjalankan apa yang sesuai dengan kontrak, Perintah Bapak Presiden Jokowi akan segera kita tinjau dan bila perlu kita cabut. Kalau dia tidak melakukan segera produksi," pungkas Bahlil.