Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bahlil Opstimistis Lifting Gas Naik Mulai 2026 untuk Tambal Defisit
2 Mei 2025 14:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berharap lifting atau penyaluran gas bumi meningkat pada 2026-2027 untuk menambal defisit gas yang terjadi di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
Bahlil menuturkan, proyeksi kebutuhan gas bumi dilakukan oleh SKK Migas dan Kementerian ESDM. Dia berharap lifting gas bumi bisa terus meningkat setidaknya mulai tahun depan.
"Saya kemarin baru pulang dari Kalimantan mengecek 2026-2027 lifting kita akan mulai naik," ungkapnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (2/5).
Berdasarkan capaian kinerja sektor ESDM tahun 2024, realisasi lifting gas bumi nasional mencapai 5.749,5 mmscfd atau ekuivalen 1.026,7 mboepd. Sementara target lifting gas dalam APBN 2025 sebesar 1.005 mboepd.
Selama ini, kata Bahlil, kebutuhan gas masih tercukupi dari produksi domestik sehingga belum ada impor gas. Dengan begitu, dia menyangkal jika Indonesia saat ini mengalami defisit gas.
"Ya 2025 ini kita belum pernah ada impor gas kok. Yang bilang krisis siapa?" tegas Bahlil.
ADVERTISEMENT
Defisit gas diungkapkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), terjadi di Wilayah Sumatera dan Jawa Barat (Jabar). Defisit gas di wilayah Sumatera Selatan, Sumatera bagian tengah, Lampung, dan Jabar mencapai 177 MMscfd pada akhir 2025 dengan suplai yang hanya sebanyak 388 MMscfd, Sementara kebutuhannya mencapai 566 MMscfd.
Sebelumnya, Bahlil sempat tidak membantah kondisi defisit gas yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Menurutnya, alasan mengapa terjadi defisit gas bumi lantaran perencanaan yang meleset terhadap pemenuhan permintaan atau konsumsi di dalam negeri.
"Memang awalnya ada perhitungan defisit gas kita untuk konsumsi dalam negeri. Karena apa itu terjadi? Karena pada saat perencanaan masa lampau, tidak kita perhitungkan baik terhadap konsumsi kebutuhan dalam negeri," ungkapnya saat ditemui di Onshore Receiving Facility ENI Muara Bakau B.V Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4).
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan kajian ulang, Bahlil menyebutkan pemerintah akan merealokasi atau mengalihkan gas bumi yang seharusnya diekspor, sementara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Begitu kita melakukan review, maka sebagian yang jatahnya harus diekspor, kami untuk sementara memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri," jelas Bahlil.