Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bahlil Sebut Rakyat di Daerah 3T Lebih Sabar Menyikapi Kenaikan Harga BBM
19 Desember 2024 18:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Bahlil Lahadalia menilai masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), termasuk Indonesia bagian timur, lebih sabar menghadapi kenaikan harga BBM.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut, kata dia, disebabkan harga BBM di daerah pelosok cenderung lebih mahal daripada perkotaan imbas tertekan biaya logistik. Dengan begitu, masyarakat setempat dinilai lebih sabar daripada di Pulau Jawa.
"Sesungguhnya, daerah-daerah 3T ini, itu orangnya baik-baik, sabar-sabar. Harga minyak naik, diam, tenang aja mereka. Yang penting mereka bisa hidup baik," kata Bahlil saat peresmian 31 Penyalur BBM Satu Harga di Integrated Terminal Wayame, Kota Ambon, Provinsi Maluku, dikutip Kamis (19/12).
Bahlil pun menyinggung masyarakat perkotaan, dalam hal ini di Pulau Jawa, yang selalu protes jika ada kenaikan harga BBM. Menurutnya, kesabaran masyarakat Indonesia timur harus dijadikan teladan.
"Tapi kalau daerah lain, harga minyak naik Rp 200, udah pada ribut semua. Jadi sesungguhnya, kesabaran orang-orang, saudara-saudara saya di daerah 3T harus dijadikan contoh kepada saudara-saudara saya yang lain yang ada di Republik ini," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, lanjut dia, pemerintah menggencarkan program BBM Satu Harga sejak tahun 2017. Melalui program ini, pemerintah ingin memberantas ketimpangan harga BBM di seluruh pelosok negeri.
Sebelum ada program BBM Satu Harga, kata Bahlil, masyarakat harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli BBM. Bahlil bercerita pada tahun 2017, dirinya membeli BBM di Wamena, Papua Pegunungan, harganya mencapai puluhan ribu rupiah.
"Kalau cuaca jelek, gak bisa pesawat masuk, harga BBM bisa sampai Rp 35.000 waktu itu. Sementara Solar di Jawa atau di daerah-daerah di mana ada sumber-sumber minyak dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), itu harganya waktu itu cuma Rp 7.000, berapa puluh kali lipat itu coba bayangkan,” ungkap Bahlil.
ADVERTISEMENT
Melalui peresmian 31 penyalur BBM Satu Harga tersebut, pemerintah telah menyelesaikan seluruh target pembangunan penyalur BBM Satu Harga sebanyak 583 titik sejak tahun 2017 hingga 2019.
Bahlil menilai, harga BBM yang terjangkau dapat mendukung pertumbuhan ekonomi terutama di daerah 3T. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Harga BBM di kota yang notabenenya subsidi akan sama dengan harga BBM yang di daerah-daerah terpencil. Ini sebagai upaya kehadiran pemerintah dalam menjamin ketersediaan bahan bakar,” pungkasnya.