Bahlil Siapkan Tambahan Impor LPG & Minyak dari AS untuk Negosiasi Dagang

9 April 2025 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tengah menyiapkan strategi untuk menghadapi tekanan dagang dari Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, salah satunya dengan menambah impor produk energi dari Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
“Akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis terkait dengan kondisi surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika yang kurang lebih sekitar USD 14 miliar sampai USD 15 miliar menurut data BPS,” ujar Bahlil kepada wartawan di Kantornya, Rabu (9/4).
Dalam rangka menurunkan surplus tersebut, Bahlil mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan pembelian produk dari Amerika, termasuk di sektor energi.
Menurutnya, LPG merupakan salah satu barang yang sudah cukup banyak diimpor dari AS, bahkan mencapai 54 persen dari total impor Indonesia. Namun, pemerintah kini mempertimbangkan untuk meningkatkan lagi volume impor tersebut.
“Nah, khususnya di sektor ESDM, memang 54 persen impor kita LPG itu dari Amerika. Dan kita tahu bahwa impor minyak kita kan cukup besar. Nah, ini yang kami lagi meng-exercise untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu komoditas yang bisa kita beli di Amerika,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Indonesia juga mengimpor LPG dari negara-negara lain seperti Singapura, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, pemerintah mempertimbangkan pengurangan volume dari beberapa negara tersebut demi menyesuaikan strategi perdagangan.
Ia juga menegaskan, seluruh keputusan tetap memperhitungkan aspek keekonomian. Meski secara geografis lebih jauh, harga LPG dari AS disebut tetap kompetitif.
“LPG belinya dari Amerika. Logikanya kan harusnya lebih mahal karena transportasinya, kan? Tapi buktinya harga LPG dari Amerika sama dengan dari Middle East. Jadi, saya pikir semua ada cara untuk kita menghitung dalam bisnis kan yang penting adalah produk yang diterima di negara kita adalah dengan harga yang kompetitif,” tuturnya.
Selain LPG, pemerintah juga tengah menghitung kemungkinan menambah impor minyak dari AS. Saat ini, kontribusi minyak dari AS terhadap total impor RI masih sekitar 4 persen.
ADVERTISEMENT
“Kita akan meng-exercise sehingga bisa mengurangi defisit neraca perdagangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut strategi impor produk dari AS, termasuk energi dan sektor engineering, merupakan bagian dari upaya diplomasi ekonomi.
"Arah Pak Presiden kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan LNG peningkatan dari Amerika. Ini tidak menambah, tetapi realokasi pembelian atau di-switch. Jadi tidak mengganggu APBN," katanya dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).
Airlangga mengatakan surat negosiasi sudah dikirim pemerintah ke AS dan Pemerintahan Trump meminta waktu untuk membahas keinginan Indonesia.