news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Bahlil Terbitkan RUKN 2025-2060, Bidik Bauran Energi 73,6 Persen dari EBT

25 Maret 2025 16:26 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membacakan laporan pemerintah saat Rapat Paripurna DPR RI Ke-13 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membacakan laporan pemerintah saat Rapat Paripurna DPR RI Ke-13 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menerbitkan revisi Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025-2060. Targetnya, 73,6 persen tenaga listrik berasal dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2060.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 85.K/TL.01/MEM.L/2025 tentang RUKN. Aturan tersebut berlaku sejak ditetapkan Bahlil pada 5 Maret 2025.
"Menetapkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional, yang selanjutnya disingkat RUKN, dalam rangka mencapai Net Zero Emission pada Tahun 2060 yang disusun berdasarkan kebijakan energi nasional yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia," kata Diktum Kesatu beleid tersebut, dikutip Selasa (25/3).
Dalam excecutive summary dijelaskan bahwa RUKN ini merupakan pemutakhiran dari RUKN 2019-2038. RUKN memuat kebijakan ketenagalistrikan nasional, kondisi penyediaan tenaga listrik nasional, proyeksi kebutuhan dan penyediaan tenaga listrik nasional sampai dengan tahun 2060, dan rencana pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik nasional.

Rencana Penambahan Tenaga Listrik

Dalam RUKN tersebut, penambahan pembangkit tenaga listrik berdasarkan target bauran energi dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), yakni daya mampu neto pada tahun 2060 sekitar 443 GW, terdiri dari 41,5 persen pembangkit Variable Renewable Energy (VRE) yang dilengkapi baterai penyimpanan sekitar 34 GW dan sekitar 58,5 persen pembangkit beban dasar atau dispatchable (non-VRE).
ADVERTISEMENT
"Proyeksi produksi tenaga listrik pada tahun 2060 sekitar 1.947 TWh dan akan didominasi oleh energi baru dan energi terbarukan," kata beleid tersebut.
Bauran energi pada tahun 2060 terdiri atas EBT sekitar 73,6 persen, terdiri atas energi baru sekitar 24,1 persen dan energi terbarukan sekitar 49,5 persen, meliputi VRE sekitar 20,7 persen dan non-VRE sekitar 28,8 persen. Selain itu, energi fosil + CCS memiliki porsi sekitar 26,4 persen.
Nantinya, porsi energi baru dan energi terbarukan ditargetkan lebih tinggi sekitar 51,6 persen daripada energi fosil paling lambat mulai tahun 2044.

Proyeksi Permintaan Listrik

RUKN juga menetapkan proyeksi permintaan (demand) tenaga listrik tahun 2025 sekitar 539 TWh atau setara dengan 1.893 kWh per kapita akan terus meningkat menjadi sekitar 1.813 TWh atau setara dengan 5.038 kWh per kapita pada tahun 2060.
ADVERTISEMENT
Komposisi demand tahun 2060 akan terdiri atas rumah tangga sekitar 28 persen, bisnis sekitar 13 persen, publik sekitar 5 persen, industri sekitar 43 persen, dan kendaraan bermotor listrik sekitar 11 persen.
Tercatat, sampai dengan tahun 2024, total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik nasional mencapai sekitar 101 GW, terdiri atas pembangkit di wilayah usaha PT PLN (Persero) sekitar 75 persen, private power utility sekitar 4,7 persen, dan IUPTLS sekitar 20,3 persen.

Total Investasi

Kebutuhan investasi pembangkit dan transmisi tenaga listrik antarprovinsi pada tahun 2025-2060 sekitar USD 1.092.011.000.000 atau sekitar Rp 18.000 triliun.
Sementara jika dilihat secara tahunan, rata-rata investasinya sekitar USD 30.333.000.000 atau sekitar Rp 500 triliun per tahun.

Rencana Pembangunan Jaringan Transmisi

Selain itu, RUKN juga menetapkan rencana pengembangan sistem transmisi, smart grid, serta sistem distribusi. Urutan prioritas pembangunan supergrid interkoneksi internal pulau yakni pertama Sumatera (Sumbagut-Sumbagsel), Sulawesi (Sulbagut-Sulbagsel), Kalimantan (looping Kalimantan) dan Papua (Jayapura-Sorong).
ADVERTISEMENT
Sementara interkoneksi antarpulau yakni Sumatera-Batam pada tahun 2028, lalu Jawa-Bali (Jawa-Bali Connection) pada tahun 2029, Sumatera-Jawa pada tahun 2031.
Kemudian, Bali-Lombok-Sumbawa pada tahun 2035, Jawa-Kalimantan pada tahun 2040, Sumbawa-Flores dan Kalimantan-Sulawesi pada tahun 2041, dan Sumba-Sumbawa-Sulawesi pada tahun 2045.
Tercatat, panjang jaringan transmisi tenaga listrik pada tahun 2024 mencapai sekitar 73.814 kms dan kapasitas gardu induk sekitar 183.560 MVA. Panjang jaringan distribusi tenaga listrik sekitar 1.099.629 kms dan kapasitas trafo gardu distribusi sekitar 73.724.
Sedangkan rasio elektrifikasi telah mencapai sekitar 99,83 persen dari sekitar 85 juta rumah tangga, di mana yang telah dilayani oleh PT PLN (Persero) telah mencapai sekitar 98,45 persen.
Arah pengembangan listrik perdesaan difokuskan untuk penyediaan akses listrik ke seluruh wilayah khususnya di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Sasaran program listrik perdesaan adalah pencapaian rasio desa berlistrik 100 persen pada tahun 2025 dan rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2029.
ADVERTISEMENT