Bahlil Ungkap Ada Permainan Agar RI Selalu Impor Alat Kesehatan

23 April 2020 16:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mayoritas alat kesehatan yang beredar di Indonesia diketahui hampir 90 persen berasal dari impor. Kondisi seperti ini telah terjadi sejak lama.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, membocorkan penyebab industri alat kesehatan RI tidak berkembang.
Bahlil yang juga pernah menjadi pengusaha alat kesehatan pada tahun 2006 mengungkapkan industri alat kesehatan sengaja tidak dikembangkan.
"Ini sengaja, saat perusahaan 2006 sengaja barang industri enggak bangun," katanya saat melakukan rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4).
Menurut dia, banyak permainan yang dilakukan para stakeholder di sektor alat kesehatan supaya industri ini tidak bisa berkembang di dalam negeri. Sehingga selalu mengandalkan impor.
Untuk itu, ia saat ini akan mengembangkan industri alat kesehatan dengan cara menarik investor asing.
Bahlil mengatakan, rencana tersebut sesuai perintah Presiden Jokowi. Dia mengaku telah berkomunikasi dengan Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jerman.
ADVERTISEMENT
"Cari investor yang akan investasi bidang alat kesehatan, minta dari Korea, AS (Amerika Serikat) Jerman dengan negara lain sedang kerjakan," kata Bahlil.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (KOPI) di kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3). Foto: Dok. BKPM
BKPM mencatat total realisasi investasi langsung selama kuartal I 2020 mencapai Rp 210,7 triliun. Investasi tumbuh positif di tengah kondisi perekonomian yang mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19 pada tiga bulan pertama tahun ini.
Realisasi investasi tersebut mampu tumbuh 8,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang hanya Rp 193,9 triliun.
Bahkan jika dibandingkan dengan kuartal IV 2019, realisasi investasi selama Januari-Maret 2020 masih tumbuh 1,2 persen.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.