Bahlil Ungkap Potensi Subsidi Energi Tak Tepat Sasaran Capai Rp 100 T

4 November 2024 8:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan sederet menteri ekonomi dalam konferensi pers usai rapat koordinasi, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Minggu (3/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan sederet menteri ekonomi dalam konferensi pers usai rapat koordinasi, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Minggu (3/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan ada potensi uang negara Rp 100 triliun untuk subsidi BBM, listrik, dan LPG tersalurkan tidak tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Angka Rp 100 triliun tersebut merupakan 20 hingga 30 persen dari total jatah anggaran subsidi BBM, LPG, dan listrik yang sebesar Rp 435 triliun.
“Tapi jujur saya katakan ya kurang lebih sekitar 20 sampai 30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran. Dan itu gede, angkanya itu kurang lebih Rp 100 triliun,” kata Bahlil dalam konferensi pers usai rapat koordinasi di Jakarta Selatan, Minggu (3/11).
“Karena kita tahu subsidi kita sekarang kan Rp 435 triliun di 2024, itu terdiri dari kompensasi dan subsidi, dari Rp 435 triliun itu, untuk LPG itu Rp 53 triliun,” imbuh Bahlil.
Dia telah melakukan kajian mengenai subsidi ini dan kemudian menemukan kemungkinan subsidi yang selama ini diberikan pemerintah tidak tepat sasaran. Padahal, menurut dia Tujuan subsidi itu adalah diberikan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi.
ADVERTISEMENT
Adanya potensi subsidi BBM dan listrik tidak tepat sasaran ini, lanjut Bahlil, juga telah diutarakan oleh PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), juga Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Saat ini, Kementerian ESDM menargetkan regulasi untuk skema subsidi BBM, LPG hingga listrik. Dia bilang, salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah mengubah skema subsidi menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya kemungkinan kita akan memberikan BLT langsung kepada masyarakat, atau ada opsi lain atau di blending (yaitu) ada bagian yang memang kita langsung ke rakyat dan ada sebagian yang masih subsidi seperti sekarang,” jelas Bahlil.
Bahlil mengatakan, untuk hal ini dia akan mulai bergerak menggelar rapat perdana pada pekan ini. Sebab, Presiden Prabowo hanya memberikan waktu selama dua minggu untuk pihaknya memastikan subsidi BBM tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
“Dua minggu dikasih waktu dari Pak Presiden. Jadi dua minggu ini akan kami selesaikan. Kalian kan nggak inginkan subsidi itu yang harusnya untuk orang miskin, saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus,” tutup Bahlil.