Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bakal Luncurkan Taproot di November, Harga Bitcoin Diprediksi Rebound
23 Juni 2021 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
ADVERTISEMENT
Harga uang kripto terpopuler, Bitcoin , terus mengalami penurunan sejak April lalu. Saat ini satu keping Bitcoin memiliki harga di kisaran Rp 470-an juta. Padahal mata uang virtual ini sempat menembus harga tertinggi di Rp 900-an juta. Meski demikian CEO Indodax Indonesia Oscar Darmawan sangat optimistis bahwa harga Bitcoin akan rebound di akhir tahun, seiring dengan adanya inovasi terbaru yang dilakukan pada mata uang kripto tersebut.
ADVERTISEMENT
“Akhir tahun akan naik signifikan. Karena ada Bitcoin Taproot di November,” ujar Oscar saat Kelas Investasi Kumparan, Selasa (22/6).
Menurut Oscar, inovasi seperti ini memang rutin terjadi di Bitcoin selama 4 tahun sekali. Inovasi terakhir terjadi di 2017 dan saat itu harga Bitcoin juga melambung pesat.
Empat tahun berselang, Bitcoin pun kembali melakukan transformasi dan disetujui oleh penambang di seluruh dunia. Inovasi yang disebut Taproot ini akan mulai berlaku pada November mendatang dan digadang-gadang bakal meningkatkan lagi nilai bitcoin.
Dengan Taproot maka transaksi Bitcoin akan meningkat dan semakin efisien. Untuk itu menurut Oscar, kenaikan harga di Bitcoin masih akan tertahan hingga Taproot benar-benar rilis.
“Enggak akan langsung naik di bulan Juli. Karena Juli sampai Agustus itu tahap penyesuaian. Bisa jadi harga makin turun. Mungkin seolah naik padahal makin turun karena ada yang memompa harganya untuk exit,” ujar Oscar.
ADVERTISEMENT
Di tengah fluktuasi harga saat ini, Oscar tetap optimistis bahwa Bitcoin merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan. Bahkan menurut Oscar, investor pemula bisa memulai belajar investasi kripto dengan membeli Bitcoin terlebih dulu. Sebab dari sisi market cap, Bitcoin punya nilai paling besar.
“Karena otomatis order book-nya ada, jauh lebih liquid. Kalau mau investasi jangka panjang, enggak mau terlalu pusing, pilih Bitcoin. Tunggu momen yang tepat untuk masuk dan jual di harga tinggi,” tandasnya.