Bakar Uang Dinilai Tak Efektif, Bank Digital Disarankan Kembangkan Layanan

14 Juni 2022 10:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi digital banking MNCA Bank. Foto: MNC Bank
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi digital banking MNCA Bank. Foto: MNC Bank
ADVERTISEMENT
Beragam promosi tengah dilakukan bank digital untuk menggaet nasabah. Salah satunya mengikuti jejak startup dengan melakukan bakar uang.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan, ada banyak promosi yang dapat dilakukan oleh bank digital, seperti memberikan cashback maupun bunga khusus bagi deposan.
Bhima mengatakan, apa pun promosi yang diberikan tergantung pada tujuan atau target bank digital. Menurutnya, mendatangkan klien yang sudah pernah memiliki rekening sebelumnya adalah hal yang wajar.
"Kalau targetnya untuk customer acquisition, untuk mengambil ceruk pasar dari nasabah yang sudah pernah memiliki rekening itu mungkin salah satu strategi yang sah-sah saja,"ujar Bhima kepada kumparan, Selasa (14/6).
Kendati demikian, dia menilai apabila digunakan untuk jangka panjang, hal tersebut tidak sehat karena setiap beban promosi yang berlebihan. Dari sisi loyalitas, nasabah baru hanya akan sekadar mencoba, akan tetapi mereka tidak melihat fungsi dari fitur perbankan digitalnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi dia hanya coba-coba ketika promo sudah habis, mungkin dia buka rekening dan rekeningnya tidak hilang tapi saldo di rekeningnya sangat kecil," kata Bhima.
Selain itu, beban biaya promosi dikhawatirkan bisa meningkatkan biaya operasional terhadap pendapatan perbankan (BOPO). Kalau BOPO naik, sambung Bhima, bank digital yang tadinya bisa memberikan efisiensi di dalam perbankan dengan meningkatkan tingkat suku bunga secara umum justru menjadi masalah baru yaitu suku bunga menjadi mahal.
"Padahal kan dengan digital biaya operasional bisa lebih kecil," jelas Bhima.
Ekonom Celios Bhima Yudhistira. Foto: Jafrianto/kumparan
Bhima menilai, hal ini tidak sesuai dengan tujuan awal pembentukan bank digital, yaitu untuk membuat efisiensi perbankan, transmisi suku bunga pinjamannya lebih bagus dan lebih cepat serta tidak terlalu banyak perbankan jadi tidak berebut dana.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, masih ada bank digital yang untuk menarik deposan, bunganya diberikan sekitar 7 hingga 8 persen di atas bunga deposito bank tradisional.
"Akhirnya menjadi persaingan tidak sehat ada," tutur Bhima.
Bhima melihat, bakar uang yang diberikan bank digital mirip dengan startup. Di mana mereka ingin pertumbuhan yang sangat tinggi dengan menggunakan dana investasi dari investor untuk bakar uang. Setelah bakar uang selesai, konsumer menjadi tidak loyal.
"Tentunya perusahaan akan dinilai sebagai over value atau hanya mengejar valuasi dibandingkan kinerja secara riil," imbuh Bhima.
Untuk itu, Bhima menyarankan daripada bakar uang lewat promosi, sebaiknya fitur dari bank digital dikembangkan secara terus-menerus. Sebab, bank digital dapat masuk ke segmen yang tidak dapat dimasuki oleh bank tradisional seperti pembiayaan yang ultra mikro.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dari sisi fee based income dapat diperluas, karena bank digital melakukan kolaborasi dengan ekosistem, seperti investasi dan asuransi lewat platform bank digital.
"Jadi harusnya keunggulan itu yang didorong dibandingkan hanya sekadar bombastis promosi," tandas Bhima.