Bambang Brodjonegoro: Seperempat GDP Indonesia Ada di Jabodetabek

14 Agustus 2024 16:27 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan masalah klasik Indonesia, yaitu ketimpangan ekonomi antara wilayah Indonesia Barat dan Timur.
ADVERTISEMENT
Menurut catatannya, perbandingan ketimpangan ekonomi yang terjadi antara Indonesia bagian Barat dan Timur sangat signifikan, yaitu 80 persen dibanding 20 persen.
Menurut Bambang, ketimpangan ekonomi juga menggambarkan pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa yang berisi 145 juta penduduk ini.
“Ketimpangan itu tidak hanya Barat dengan Timur, tapi Jawa dengan luar Jawa,” kata dia dalam peluncuran buku 9 Alasan dan 8 Harapan Memindahkan Ibu Kota di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).
Pekerja berjalan di kawasan Sumbu Kebangsaan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (28/7/2024). Foto: Hafidz Mubarak/ANTARA FOTO
Dia juga memberi catatan lebih detail ketimpangan yang terjadi di antar provinsi di Pulau Jawa, antara wilayah Jabodetabek dengan wilayah lain. Ia mengatakan bahwa seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari wilayah Jabodetabek.
"Kalau dilihat GDP-nya seperempat Indonesia itu ada di Jabodetabek," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, dia menilai pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ketimpangan tersebut.
“Sudah saatnya, kita harus pikirkan, agak sedikit radikal. Radikalnya adalah kalau ingin mengurangi ketimpangan di luar Jawa, maka luar Jawa ini harus diberi lebih," katanya.