KONTEN SPESIAL, Bandara Kertajati

Bandara Kertajati Sepi, Sampai Kapan Tahan Merugi?

20 April 2019 13:26 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ratusan kilometer ke arah timur laut dari Bandung, kini berdiri megah bandara internasional yang disebut-sebut jadi kebanggaan, utamanya bagi warga Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Mengusung konsep burung merak, bandara itu terpancang di atas lahan seluas 1.800 hektare dengan landasan pacu atau runway sepanjang 2.500 meter dan masih akan terus ditambah. Maka, ia nantinya bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380.
Bandara yang diresmikan pada 24 Mei 2018 itu pun, digadang-gadang sebagai bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Bagaimana tidak, Bandara Kertajati ditargetkan bisa melayani 5,6 juta penumpang setiap tahun, dan juga bisa menampung 18 juta lalu lintas penerbangan dalam pengembangannya. Di sisi lain, kargo keseluruhan di Bandara Kertajati pun diharapkan bisa diperluas hingga mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2045.
Akses dari Tol menuju Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Ambisi besar, tentunya membutuhkan modal yang juga tak sedikit. Bandara yang dibangun oleh PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) itu pun menelan biaya hingga Rp 2,6 triliun, untuk pembangunan dan operasional setahun pertama.
ADVERTISEMENT
“Rp 2,6 triliun biaya pembangunan semuanya. Paling gede dari pinjaman (11 sindikasi bank syariah) itu, Rp 1,5 triliun dari pinjaman, sisanya dari Pemprov (Jabar). Koperasi ada Rp 50 miliar, kecil hanya 2 persen,” kata Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB Agus Sugeng Widodo ketika ditemui kumparan di kantor BIJB, di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (28/3).
Sementara itu, pihaknya memprediksi balik modal bisa diwujudkan dalam jangka waktu 14 tahun. Dengan catatan, operasional berjalan lancar. Namun, kondisi Bandara Kertajati saat ini tampaknya masih dihadang berbagai kendala.
“Kan kita kajian ada analisis, seharusnya sekarang udah ramai, kalau berdasarkan itu. Cuma faktanya kadang-kadang secara praktik dan teori berbeda,” kata Agus.
Suasana di dalam Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ia tak memungkiri, kondisi bandara saat ini masih terbilang sepi, bahkan kian mengalami penyusutan rute hingga jumlah penumpang. Ia menyebut, sekitar akhir Januari hingga awal Februari 2019, Bandara Kertajati sempat mencicipi padatnya penerbangan sebanyak total 11 rute.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya tinggal yang ke Surabaya aja. Padahal dulu kita ada 11, termasuk ke Jeddah itu,” lanjutnya.
Sebuah pesawat berada di lintasan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Saat ini, hanya Citilink yang masih melayani penerbangan, yaitu setiap hari Kamis dan Minggu.
Dari penerbangan itu, kata dia, tingkat keterisian penumpang (okupansi) pun tak sampai 30 persen. Dari situlah, penghasilan bandara sementara didapat melalui Passenger Service Charger (PSC). Diketahui, PSC bernilai Rp 65.000 untuk domestik dan Rp 150.000 untuk internasional.
Agus menerangkan, dari total pendapatan itu, masih belum menutup biaya operasional yang tiap bulannya membutuhkan sekitar Rp 6 miliar. “Pendapatan masih kecil, kira-kira 10 persen dari biaya operasional,” sambungnya.
Petugas membersihkan Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Hitungan Prospek Bisnis
BIJB pun sebetulnya telah punya prospek bisnis yang diwacanakan akan digarap. Berdasarkan pembahasan direksi, terdapat tiga prospek utama Perseroan yaitu bisnis bandara, bisnis kawasan Aerocity dan bisnis pendukung.
ADVERTISEMENT
Jasa utama dari beragam segmen pun kabarnya juga akan dimaksimalkan, yaitu take off/landing pesawat, parkir pesawat, hanggar, layanan penumpang, layanan kargo dan pos, Lounge, F&B, Duty Free Shop, Retail dan Advertising.
Tempat makan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Rancangan itu tak berlebihan, sebab potensi yang ada juga cukup menggiurkan. Data IATA (Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) menyebut, pada 20 tahun ke depan, Indonesia akan masuk ke dalam 10 besar jumlah penumpang terbesar di dunia. Sedangkan, pada tahun 2035, Indonesia akan berada pada posisi ke-5 jumlah penumpang terbesar di dunia.
Berkenaan itu, dalam feasibility study Bandara Internasional Jawa Barat oleh Surbana Jurong, KPMG, dan PT LAPI dinyatakan pula pada tahun 2025, Bandara Internasional Soekarno Hatta akan mencapai kapasitas maksimumnya. Maka tak ayal, BIJB kala itu berasumsi Bandara Kertajati bisa mengambil peluang itu.
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB, Agus Sugeng Widodo. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB Agus Sugeng Widodo mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan beberapa upaya agar Bandara Kertajati bukan hanya bisa ramai, tapi juga bisa menciptakan multiplier effect lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kuncinya sebetulnya di dua, penumpang dan tracking, sehingga bisnis yang lain akan mengikuti dengan sendirinya,” ujarnya kepada kumparan di kantor BIJB, di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (28/3).
Agar bisa disebut untung, Agus membocorkan setidaknya mesti ada 3.000 penumpang setiap harinya. “Minimal tiap hari itu ada 12 penerbangan,” imbuh dia.
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Mengincar Penerbangan Umrah
Corporate Secretary PT BIJB Arif Budiman menekankan, pihaknya masih akan terus mendorong pengoptimalan operasional Bandara Kertajati, meski bagaimana pun kondisinya.
"Kalau sekarang kita beroperasi terus, meskipun sekarang memang pendapatannya belum mencukupi pengeluarannya. Di operasinya belum ditutupi dengan pendapatan dari traffic penerbangan,” ucapnya ditemui kumparan di kesempatan berbeda.
Bukan hanya angin lalu, ia sesumbar bakal menggencarkan banyak aspek. Utamanya, membidik para penumpang umrah Jawa Barat yang selama ini harus repot-repot ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Corporate Secretary PT BIJB, Arif Budiman. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Saat ini, Arif menyebut, peningkatan runway jadi 3.000 meter yang sedang dalam finalisasi dan sertifikasi, diharapkan April ini selesai dan Mei 2019 bisa dioperasikan.
ADVERTISEMENT
Runway yang memadai itu, katanya, bukan saja berguna untuk bisa dilalui pesawat berbadan lebar, namun juga, agar bisa menghemat operasional. Pesawat tak perlu lagi transit mengisi bahan bakar ke India dulu sebelum menuju Jeddah.
“Bahan bakarnya tidak usah mengisi di India. Tapi bisa full dari sini (Kertajati) ke sana (Jeddah). Dari sisi waktu hemat, dari sisi cost juga pasti lebih efisien,” tegas Arif.
Tak hanya menggaet penumpang umrah, Arif juga bakal mengajak kerja sama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Tujuannya, agar tenaga kerja luar negeri Indonesia bisa berangkat dan pulang ke Jabar lewat Bandara Kertajati.
Suasana di Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Pihaknya berdalih, Jabar sebagai daerah terbesar dalam penyaluran tenaga kerja ke luar negeri, misalnya saja Indramayu. Jika selama ini mereka terbang ke Bandara Soekarno-Hatta, maka Arif ingin penerbangan mereka bisa beralih ke Kertajati.
ADVERTISEMENT
“Kemarin sudah survei dari pihak BNP2TKI nya terkait dengan fasilitas di sini, dan memang di sini sudah mumpuni untuk pemberangkatan juga TKI,” ujarnya.
Meski begitu, ia tak mau lekas jumawa. Ia mengakui proses menuju itu tentu tak bakal semudah membalikkan telapak tangan. Tak lain, butuh kerja keras dan dukungan dari banyak pihak.
“Perlu proses juga kan, ada beberapa pihak yang harus dikoordinasikan, tidak hanya dari pihak BIJB saja, tapi BNP2TKI, dari departemen tenaga kerja, dari pihak imigrasi, harus dikoordinasikan,” tegas dia.
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Senada, pantauan kumparan pada Kamis (28/3) di Bandara Kertajati memang mendapati banyak poster soal promosi Bandara Kertajati menyoal tenaga kerja luar negeri. Macam-macam kalimat ajakannya.
Tak hanya persuasi, beberapa tulisan poster itu juga merupakan edukasi ketenagakerjaan sebagai pekerja luar negeri. Seperti, syarat hingga larangan yang tak boleh dilakukan ketika akan menjadi TKI.
ADVERTISEMENT
“Dilarang menjadi pekerja migran sebelum memenuhi syarat, yaitu usia minimal 18 tahun, berkompetisi, sehat jasmani rohani, terdaftar dan jadi peserta jaminan sosial, hingga berdokumen lengkap,” begitu salah satu tulisannya.
Seperti yang sering mencuat ke masyarakat, Arif tetap mengupayakan Tol Cisumdawu sebagai akses ke bandara agar cepat selesai. Agar pengalihan bandara sipil Husein Sastranegara di Bandung juga bisa segera dilaksanakan.
“Kalau pernyataan dari Pak Gubernur, Husein itu nunggu Cisumdawu. Kalau Cisumdawu secara totalnya kan baru selesai di 2020,” imbuh dia.
Suasana di dalam Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Upaya lain untuk menarik penumpang, juga BIJB lakukan dengan menggencarkan promosi. Baik sosial media maupun door to door seperti kerja sama dengan hotel-hotel atau memanfaatkan berbagai momen kesempatan acara publik di Jabar.
ADVERTISEMENT
Tak ingin patah arang, kata dia, BIJB juga melakukan lobi-lobi agar sarana penumpang kian tercukupi. Misalnya saja, kerja sama dengan agen travel. Bahkan sebetulnya, pihaknya sudah mengiming-imingi insentif bagi maskapai agar mau terbang lewat Kertajati.
Sebuah pesawat berada di lintasan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Airlines supaya bisa terbang dari sini memang kita kasih insentif. Pertama, dengan landing fee, landing fee-nya dibebaskan selama satu tahun,” tutur dia.
Perihal masih sepinya Bandara Kertajati, BIJB seolah memang mafhum pada situasi ini. Tak mau muluk-muluk, sambil terus mengupayakan infrastuktur dan strategi bisnis, mereka juga tetap menjaga nyala optimistis. Minimal, berani mematok target pendapatan setahun ke depan.
“Target pendapatan kita, kalau selama setahun sekitar Rp 319 miliar,” pungkas dia.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten