news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bandara Pindah ke Kertajati, Hotel dan Travel Agent di Bandung Sepi

29 Oktober 2019 15:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Bandara Kertajati. Foto: Putri Sarah Arifira & Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mengeluh mengenai minimnya wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Bandung akibat beralihnya 13 maskapai dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
ADVERTISEMENT
Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar mengatakan, pengusaha hotel di Jabar telah lama mengeluh mengenai hal tersebut tapi mendapat respons yang lambat dari pemerintah setempat. Apalagi, belakangan ini muncul wacana yang berembus dari DPRD Jabar mengenai akan ditutupnya Bandara Husein Sastranegara.
"Sudah lama keluhan dirasakan Kepala Dinas berwenang juga terlambat (merespons)," kata dia ketika dikonfirmasi kumparan, Selasa (29/10).
Herman menuturkan, pemerintah mestinya melakukan pengkajian terlebih dahulu dengan melibatkan berbagai pihak mengenai keputusan pemindahan beberapa maskapai ke Bandara Kertajati.
Dia mengaku, tingkat keterisian atau okupansi hotel mengalami penurunan dan berada di bawah 60 persen. Padahal, pada rentang waktu tahun 2015 hingga 2016, okupansi dapat berada di angka 70 persen.
"Jadi kalau kita ngomong kita pikir-pikir dulu, kita kaji dulu yang betul. Kita kaji betul bagaimana caranya di Bandung tetap ramai, Kertajati tetap hidup," ungkap dia.
Akses dari Tol menuju Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ke depan, Herman mengatakan, pemerintah mesti membicarakan kembali persoalan pemindahan bandara dari Husein ke BIJB bersama pihak-pihak terkait terutama yang terdampak. Sebab, jika dibiarkan akan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
ADVERTISEMENT
"Instansi terkait harus duduk bersama, ini dampaknya ke mana-mana, akan berpengaruh juga pada PAD sektor hotel yang belum sampai target," ucap dia.
Senada dengan Herman, Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Budijanto Ardiansjah mengakui ada penurunan jumlah wisatawan karena tidak adanya penerbangan menuju ke Bandung. Menurut dia, para travel agent telah mengeluh mengenai penurunan tersebut.
"Dari agen-agen travel juga banyak yang mengeluh kalau wisata berkurang," kata dia.
Budi mengatakan, solusi untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah mesti duduk dan mengkaji bersama pihak-pihak terkait. Jangan sampai, ada bandara yang dihidupkan dengan menumbalkan bandara yang lain.
"Ya harusnya penerbangan balik lagi ke Husein soalnya banyak calon wisatawan yang bingung kalau akses ke Bandung dimatikan di Husein," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau juga bandara yang baru BIJB bagaimana caranya tetap hidup tanpa mematikan bandara yang lain," lanjut dia.