Bangun 2 Pabrik Pakan hingga Budi Daya Unggas, CPIN Siapkan Rp 2,5 T

23 Mei 2019 20:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 2,5 triliun. Presiden Direktur CPIN Tjiu Thomas Effendy mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik pakan, meningkatkan budi daya unggas dan pabrik pengemasan.
ADVERTISEMENT
“Capex 2019 kita perkirakan sekitar Rp 2,5 triliun. Nanti 50 persennya kita pergunakan untuk pembangunan fasilitas yaitu pabrik pakan. Ini sedang kita kerjakan,” ungkap Tjiu di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Kamis (23/5).
Dua pabrik pakan tersebut berlokasi di Semarang dan Padang. Tjiu menargetkan pada kuartal III tahun ini pabrik di Semarang bisa beroperasi. Sedangkan pabrik di Padang diperkirakan baru tahun depan beroperasi.
Ilustrasi peternakan ayam Foto: Pixabay
Lalu sekitar Rp 600 miliar dari capex akan digunakan untuk budi daya perunggasan sebagai langkah antisipasi kenaikan harga anak ayam atau day old chicken (DOC). Sedangkan Rp 250 miliar dari capex akan digunakan untuk pengembangan produk makanan olahan. Selain itu Rp 400 miliar untuk penambahan kapasitas pabrik pengemasan.
ADVERTISEMENT
Tjiu menjelaskan, pabrik pengemasan mendapatkan alokasi dana besar karena ini merupakan bagian dari strategi perseroan. Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan importasi jagung.
Karena itu, perseroan pun harus menambah kapasitas mesin pengering serta penyimpanan untuk mengantisipasi saat jagung sulit diperoleh. Apalagi harga jagung sangat fluktuatif. Saat masa panen raya harga jagung bisa di bawah Rp 4.000 per kg. Namun juga bisa menyentuh di atas Rp 5.000 per kg saat tidak panen.
“Kami akan mengalokasikan capex untuk investasi silo dan dryer gudang demi mengantisipasi saat panen raya jagung supaya kami punya storage dan safety stock. Minimum kami mau jaga fluktuasi harga tidak terlalu melonjak,” tutupnya.