Bangun Pembangkit Listrik, Arkora Hydro Siapkan Belanja Modal hingga Rp 250 M

21 Juni 2022 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk, Aldo Artoko menghadiri public expose. Foto: Ghinaa R/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk, Aldo Artoko menghadiri public expose. Foto: Ghinaa R/kumparan
ADVERTISEMENT
Emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 200-250 miliar untuk tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama ARKO Aldo Artoko mengalokasikan belanja modal untuk proyek yang sedang dalam konstruksi, yaitu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Kukusan-2 di Lampung dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah.
“Proyek Yaentu kita anggarkan capex berkisar Rp 100-120 miliar, sedangkan proyek PLTM Kukusan 2 di Lampung berkisar Rp 40-55 miliar. Dengan proyek lainnya, jadi totalnya Rp 200-250 miliar per tahun 2022,” ujar Aldo kepada wartawan di Ritz Carlton Pacific Place SCBD, Selasa (21/6).
PLTM Yaentu dengan kapasitas 10 MW dikembangkan oleh PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), anak perusahaan tidak langsung milik Arkora Hydro. Sementara itu, proyek Yaentu juga menggunakan pendanaan dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dan diharapkan dapat beroperasi pada 2023. Konstruksi PLTM Kukusan 2 bakal dibangun tahun ini dengan target beroperasi atau commercial on date/COD pada 2024.
Proyek Tomasa, PLTA milik Arkora Hydro yang terletak di Sulawesi Tengah, dengan kapasitas produksi sebesar 10 MW. Foto: Arkora Hydro
Aldo menyebut, ARKO akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sekitar 63 persen digunakan untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan untuk pengembangan proyek-proyek EBT ke depannya, yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari. Kedua, sekitar 37 persen akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.
ADVERTISEMENT
Selain IPO, Aldo menyebut sumber pendanaan capex berasal dari kas perusahaan maupun pinjaman dengan perbandingan 70:30. Pendapatan Perseroan hingga akhir tahun 2022 diperkirakan tumbuh 21 persen.
"Pendapatan perusahaan di tahun 2021 sebesar Rp 198 miliar, meningkat dibanding tahun 2020 sebesar Rp 50 miliar," katanya.