Bangun Tol hingga Hotel, Waskita Raup Pendapatan Rp 8,04 T di Semester I 2020

31 Agustus 2020 20:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung kantor Waskita Karya. Foto: Dok. BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Gedung kantor Waskita Karya. Foto: Dok. BUMN
ADVERTISEMENT
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) meraup pendapatan usaha konsolidasian sebesar Rp 8,04 triliun di semester I – 2020.
ADVERTISEMENT
Segmen jasa konstruksi masih menjadi penopang capaian tersebut dengan total pendapatan mencapai Rp 7,36 triliun, sementara sisanya disumbangkan oleh segmen properti & hotel, beton pracetak, jalan tol, dan infrastruktur lainnya.
Direktur Keuangan Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma menilai bahwa sektor konstruksi secara umum menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19.
Menurutnya, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan sejumlah proyek konstruksi terhenti progresnya untuk sementara waktu.
“Memasuki masa PSBB transisi, speed project sudah hampir kembali ke level 100 persen, jauh lebih baik dibandingkan bulan Maret hingga Juni.” ujar Taufik melalui keterangan tertulis, Senin (31/8).
Waskita Karya bangun RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Waskita Karya
Waskita juga membukukan arus kas bersih positif dari aktivitas operasi sebesar Rp 1,7 triliun. Pencapaian ini didukung oleh penerimaan kas dari pembayaran termin proyek yang dikerjakan dengan skema turnkey (contractor pre financing) maupun progress payment dengan total mencapai Rp 12 triliun.
ADVERTISEMENT
“Target kami hingga akhir tahun penerimaan termin proyek bisa mencapai Rp 31 – 33 triliun. Kami juga sedang mengupayakan agar beberapa proyek yang semula menggunakan skema turnkey dapat diubah skema pembayarannya menjadi progress payment,” jelasnya.
“Saat ini likuiditas menjadi salah satu prioritas utama kami. Semua potensi kas masuk sudah kami petakan dan akan dikawal agar sesuai dengan timeline yang dibuat. Kami percaya semua kewajiban kepada kreditur di kuartal 3 dan 4 dapat terselesaikan secara tepat waktu,” imbuhnya.
Sebagai langkah efisiensi, WSKT juga melakukan optimalisasi belanja modal sekitar 45 persen dari target awal tahun 2020 sebesar Rp 19 triliun. Fokus belanja modal tahun ini akan digunakan untuk menyelesaikan sisa ruas tol yang dimiliki oleh perseroan.
Salah satu bagian proyek tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar di Jawa Timur, yang digarap Waskita Karya. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Taufik pun menyebut bahwa penyelesaian ruas jalan tol investasi menjadi fokus dari WSKT. Melalui anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road, Waskita memiliki investasi pada 16 ruas jalan tol, di mana 10 ruas telah beroperasi secara penuh maupun parsial, sementara 5 ruas dalam proses pembangunan.
ADVERTISEMENT
“Kami fokus untuk menyelesaikan seluruh ruas tol investasi agar ruas-ruas ini dapat segera masuk ke pipeline divestasi. Kebanyakan calon investor lebih tertarik pada ruas yang telah beroperasi karena tidak ada risiko pembebasan lahan atau risiko konstruksi,” jelas Taufik.
Per 30 Juni 2020, Waskita Karya masih memiliki total kontrak dikelola sekitar Rp 46 triliun yang dapat diproduksi menjadi pendapatan. Total kontrak tersebut terdiri dari sisa nilai kontrak sebesar Rp 38 triliun dan nilai kontrak baru sebesar Rp 8,13 triliun.
Selama 6 bulan pertama tahun 2020, WSKT telah menandatangani kontrak baru untuk pembangunan proyek infrastruktur seperti Tol Pasuruan – Probolinggo seksi 4, Tol Ciawi – Sukabumi seksi 3 dan 4, jaringan irigasi Rentang, pembangunan perkuatan pantai DKI Jakarta, dan pembangunan beberapa fasilitas kesehatan penanggulangan COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Spesialisasi kami memang di pembangunan infrastruktur, khususnya konektivitas dan sumber daya air. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan ekspansi dengan membawa pengalaman dan keahlian kami ke pasar internasional.” pungkas Taufik.