Banjir Cuan Bisnis Salad Buah saat Pandemi, Omzet per Bulan Capai Rp 1 M

2 Oktober 2020 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salad Buah Phi.  Foto: Dok. Salad Buah Phi
zoom-in-whitePerbesar
Salad Buah Phi. Foto: Dok. Salad Buah Phi
ADVERTISEMENT
Pandemi tak melulu tentang kritis, krisis dan pesimis. Masih ada optimisme, harapan dan kisah inspiratif dari orang-orang sekitar. Terkadang kita perlu mendengar cerita dari orang-orang biasa yang menjadikan situasi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Kisah Hendy mungkin dapat memberikan semangat bagi banyak orang. Hendy merupakan salah satu pengusaha yang mampu bangkit di tengah pandemi. Bisnisnya makin moncer di tengah situasi yang kritis.
Berbekal modal Rp 200 ribu, ia membuka bisnis salad buah di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Ia memutuskan untuk memulai bisnis salad buah sejak pertengahan 2018 lalu.
Ia mendapat ide bisnis dari sang Istri, karena modal yang terbatas.
“Saya hitung hitung enggak terlalu besar. Kita modal Rp 200 ribu tidak terlalu besar,” katanya kepada kumparan, Jumat (2/10).
Pria asal Kuningan, Jawa Barat ini mengaku ketiban berkah pandemi. Saat kebiasaan masyarakat mulai berubah menjadi gaya hidup lebih sehat, saat itu pula bisnisnya semakin berjaya. Bayangkan saja, saat ini Hendy mampu meraup omzet Rp 700 juta- Rp 1 miliar.
ADVERTISEMENT
“Omzet per bulan sekitar Rp 700 (juta) sampai 1 M (miliar) semuanya (kotor),” imbuhnya.
Ilustrasi Salad Buah Foto: Shutterstock/Nesavinov
Menariknya, lokasi tempat berjualan yang lama tidak strategis. Tidak di pinggir jalan, melainkan gang kecil yang hanya muat untuk satu motor. Baru sekitar dua bulan ini Hendy menyewa rumah dengan tempat yang tak jauh dari tempat lama.
Hendy mengaku, 99 persen penjualan melalui online. Ia bekerja sama dengan Go-Food dan Grab Food. Pembelinya beragam, mulai dari perorangan hingga perkantoran.
“Oh dari awal PSBB di awal pandemi lah ya kita malah naik sih alhamdulillah. Sampai dengan (saat ini), kebetulan gini ya kita mainnya di online kita yang bikin, kita sebenarnya bukan saladnya tapi media onlinenya yang mempromosikan itu ternyata banyak yang suka salad,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Menariknya lagi, saat ini ia memiliki 10 cabang di sekitar Jakarta. Dalam beberapa waktu ke depan ia berencana membuka 2 cabang baru. Saladnya dengan nama 12,5 ini membanderol dari Rp 10 ribu per cup - Rp 50 ribu per cup.
“Kalau cabang lain (baru) dua bulan buka. Ada 10 cabang kita belum evaluasi tuh. Waktu pandemi malah buka cabang baru malah rame lah pandemi,” serunya.
Salad Buah Phi. Foto: Dok. Salad Buah Phi
Sementara itu Pengusaha Salad Buah Phi lain, Rendy Ariyanto mengakui hal serupa. Menurutnya di tengah perubahan kebiasaan masyarakat saat ini pemasaran online menjadi salah satu cara untuk meningkatkan penjualan.
Selain itu, ia menambahkan unsur cuaca juga menentukan. Artinya menjual salad buah di daerah-daerah panas orang-orang cenderung membeli. Ia membanderol salah buahnya dari Rp 20 ribu per cup - Rp 50 ribu per cup.
ADVERTISEMENT
“Ada kenaikan dua kali lipat dibanding sebelum pandemi,” ungkapnya.
Sementara itu, Managing Director Njata & CO, konsultan bisnis Food and Beverage dan Travel Aditya Aryasena mengatakan, kebiasaan baru masyarakat di tengah pandemi yaitu memilih pemesanan makanan dan minuman melalui layanan daring.
Dalam surveinya yang dilakukan kepada 1174 orang dengan usia rentang 15-36 tahun. Adapun survei dilakukan pada bulan Juli 2020 dengan metode online survei.
Salah satu hasil survei mengungkapkan, pemesanan delivery melonjak 33,4 persen memilih untuk memesan makan melalui online. Sementara 54 persen belajar memasak sendiri di rumah.
“Saya enggak heran kalau ada brand home industry yang rising setelah ini,” tulis laporan tersebut.