Bank Bukopin Jawab soal Kekhawatiran Asing di Perbankan

9 Juli 2020 16:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-bank Bukopin Foto: dok. Bukopin
zoom-in-whitePerbesar
com-bank Bukopin Foto: dok. Bukopin
ADVERTISEMENT
PT Bank Bukopin Tbk saat ini dalam proses memperbaiki persoalan likuiditas. Berbagai cara pun ditempuh untuk menambah modal perusahaan.
ADVERTISEMENT
Pemilik saham terbesar kedua di Bukopin, bank asal Korea Selatan, KB Kookmin, menyatakan akan menambah modal dan menjadi pemegang saham pengendali, dengan mengambilalih kepemilikan sekurang-kurangnya 51 persen saham Bukopin.
Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan A. Purwantono, merespons soal kepemilikan asing tersebut. Menurut dia, Kookmin dan Bukopin memiliki karakteristik yang sama, fokus pada UMKM.
"Bank Bukopin merasa ada transfer knowlegde, best practice, ditambah lagi ketika menyampaikan standby buyer dan langsung hadir di Indonesia, maka mereka berniat menambah sampai 51 persen. Ini terbukti kapasitas kepemilikan ini memberikan kontribusi yang baik buat bank," ujar Rivan dalam diskusi virtual "Peran Pemilik dalam Mendukung Kinerja Bank" Kamis (9/7).
Dia melanjutkan, nasabah maupun masyarakat tak perlu khawatir dengan Kookmin yang akan menjadi saham pengendali. Menurut Rivan, hal ini justru membuat Bukopin semakin melaju untuk menjalankan bisnis dan fokus ke UMKM.
ADVERTISEMENT
"Saya kira enggak usah khawatir ya, ini ada banyak pertanyaan, tapi ini bagaimana komitmen Kookmin. Dengan template bisnis yang dilakukan di Korea diterapkan di Indonesia, itu yang paling penting artinya fokus ke UMKM juga dijalankan, dan penggunaan teknologi yang sudah digunakan Kookmin juga menjadikan kami lebih efisien SLA (service level agreement)," jelasnya.

Porsi Pasar Perbankan di Indonesia

Sementara itu, Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Anung Herlianto, menjelaskan saat ini total bank yang ada di Indonesia mencapai 110 bank. Dari jumlah tersebut, 40 bank yang masuk kategori bank asing.
Ilustrasi Bank Bukopin. Foto: Shutter Stock
Porsi perbankan domestik pun masih lebih banyak, ada 70 bank, yang terdiri dari 4 bank pemerintah, 27 Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan 39 bank swasta.
ADVERTISEMENT
"Sementara untuk bank asing, definisi bank asing adalah kantor cabang bank asing yang ada di Indonesia dan bank yang dimiliki mayoritas asing, saat ini ada 40 bank," katanya.
Anung menjelaskan, bank domestik masih menguasai 73 persen aset. Penguasaan pasar itu terdiri dari bank pemerintah 43,19 persen, BPD 8,35 persen, dan bank swasta nasional 21,49 persen.
Sementara untuk bank asing, saat ini pangsa pasar asetnya hanya 27 persen. Terdiri dari kantor cabang bank asing 4,19 persen dan bank yang dikuasai asing 22,77 persen.
Dari sisi pangsa pasar kredit, juga masih dikuasai bank pemerintah yang mencapai 43 persen, bank swasta nasional 24 persen, dan BPD 9 persen. Sementara untuk kantor cabang bank asing 3 persen dan bank yang dimiliki asing 21 persen.
ADVERTISEMENT
Begitu juga pangsa pasar dana pihak ketiga (DPK), masih dikuasai bank pemerintah sebesar 41 persen, bank swasta nasional 23 persen, dan BPD 8 persen. Sedangkan untuk bank yang dimiliki asing menguasai 22 persen dan kantor cabang bank asing 6 persen.
"Jadi justru bank domestik itu lebih menguasai, meskipun kita perlu invite asing karena kita perlu modal," jelasnya.