Bank Cuan Banyak, BI Pastikan SRBI Bukan Saingan Kredit

23 Juli 2024 15:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso (tengah), saat memberikan materi Editors Briefing di Sumba, NTT, Senin (22/7/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso (tengah), saat memberikan materi Editors Briefing di Sumba, NTT, Senin (22/7/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memastikan instrumen investasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) bukan saingan kredit yang selama ini disalurkan bank. Bentuk SRBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan BI sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa SBN milik Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
SBRI hanya bisa dibeli oleh bank menggunakan Dana Pihak Ketiga (DPK) nasabah. Tapi keuntungannya hanya untuk bank dengan suku bunga yang beragam mulai 7,30 persen (tenor 6 bulan), 7,39 persen (tenor 9 bulan), dan 7,43 persen (tenor 12 bulan) per 12 Juli 2024.
"SRBI bukan kompetisi dari kredit. Sepanjang belum ada tempat kredit, dia (DPK) boleh ditempatkan di SRBI. Jika dia dapat kredit, bank gampang sekali jual," kata Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam Editors Briefing di Sumba, NTT, Senin (22/7).
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
Saat diluncurkan September 2023, angka yang terkumpul di SRBI mencapai Rp 66 triliun (salah satunya berasal dari perpindahan instrumen sebelumnya, reserve repo).
ADVERTISEMENT
Sementara sejak diluncurkan September 2023 hingga 19 Juli 2024, angka yang terkumpul di SRBI mencapai Rp 796 triliun. Dari angka itu, investor dalam negeri mencapai 71 persen dan asing 29 persen.
Melesatnya angka SRBI dalam 9 bulan terakhir memunculkan spekulasi bank lebih suka menemparkan dananya ke instrumen baru. Apalagi bunganya tinggi dan dinikmati sendiri oleh bank.
"RSBI mendorong pasar kita untuk men-courage lebih ramai, menarik investor asing lebih banyak," terangnya.