Bank DBS Proyeksi Kurs Rupiah Tembus Maksimal Rp 15.100 Tahun Ini

26 Juli 2022 20:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung Marina Bay Financial Centre Tower 3 tempat kantor pusat DBS berlokasi di Singapura. Foto: REUTERS / Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung Marina Bay Financial Centre Tower 3 tempat kantor pusat DBS berlokasi di Singapura. Foto: REUTERS / Edgar Su
ADVERTISEMENT
Bank DBS Indonesia memproyeksi kurs rupiah terhadap dolar AS tahun ini cenderung stabil dibandingkan mata uang lain di Asia Tenggara, yaitu di rentang Rp 14.800 sampai Rp 15.100 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Kepala Market dan Perdagangan DBS Indonesia Ronny Setiawan mengatakan, rupiah termasuk mata uang terkuat dibandingkan mata uang lain seperti Euro dan Peso.
"Kita masih sangat kuat dalam basis yang relatif. Komentar dari Gubernur BI sendiri memang at the end melemah tapi dalam basis masih strong side. Intinya kebijakan ke depanya ini yang jadi masalah otulook ke depan," kata Ronny saat Group Interview, Selasa (26/7).
Dia melanjutkan, enam bulan lalu satu-satunya bank sentral di dunia yang menaikan suku bunga adalah Federal Reserve AS, namun saat ini beberapa negara sudah mulai bergerak seperti Kanada, Uni Eropa, hingga Inggris.
"Dampaknya dolar indeks yang tadinya harusnya one way straight up 13,5 persen year to date higher kalau kemarin kami lihatnya akan mulai melandai," jelas Ronny.
ADVERTISEMENT
Ronny menuturkan dengan kondisi dolar indeks yang melandai, maka akan membantu penguatan rupiah menjadi stabil ke depan meski di awal Indonesia sempat terdampak kebijakan kenaikan suku bunga The Fed.
"Kita yang sudah going thorugh sekarang cukup stabil. Kita malah banyak ketemu investor offshore mereka bilang fundmaental ekonomi Indonesia itu bagus," tuturnya.
Dengan begitu, Ronny mengatakan pihaknya memprediksi kurs rupiah terhadap dolar AS akan stabil. Belakangan ini kurs rupiah juga sempat melemah ke Rp 15.050 per dolar.
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
"Kita melihatnya malah ke depan mungkin sekitar range-nya stabil sidewise Rp 14.800-Rp 15.100 maksimal, degan more downside risk," ungkap dia.
"Kenapa saya bilang turun karena beberapa hari ini saya lihat investor asing beli bond. Jadi kelihatannya ini akan berkelanjutan bahkan penguatan rupiah bisa terjadi, kita melihatnya ke situ," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao menambahkan sebagian besar mata uang di dunia memang mengalami pelemahan. Di kawasan Asia Tenggara, Baht Thailand dan Peso Filipina memiliki kurs terlemah terhadap dolar AS saat ini.
"Jika berbicara tentang enam mata uang ASEAN, Rupiah Indonesia jauh lebih baik daripada enam negara ASEAN lainnya," kata Radhika.