Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 727 Miliar di 2021, Naik 25,27 Persen

10 Maret 2022 11:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank DKI. Foto: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank DKI. Foto: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank DKI mencatatkan laba bersih Rp 727,36 miliar sepanjang 2021. Realisasi naik 25,27 persen jika dibandingkan laba per Desember 2020 (year on year/yoy) sebesar Rp 580,64 miliar
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy, mengatakan perolehan laba perusahaan tersebut didorong oleh peningkatan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh 45,9 persen yoy sehingga mencapai Rp 1,3 triliun di tahun lalu.
Pertumbuhan laba ini, kata Fidri, membuat total aset Bank DKI mencapai Rp 70,74 triliun per Desember 2021. Jika dibandingkan dengan posisi total aset Bank DKI akhir tahun 2020 yang mencapai Rp 63,05 triliun, total aset perusahaan mengalami peningkatan sebesar 12,21 persen.
"Total aset Bank DKI bahkan lebih baik dibandingkan pertumbuhan aset perbankan nasional sebesar 10,18 persen," kata Fidri dalam keterangan tertulis, Kamis (10/3).
Kenaikan aset Bank DKI juga ditopang oleh Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp 57,71 triliun per Desember 2021. DPK ini tumbuh 17,96 persen dari Rp 48,92 triliun per Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Bank DKI, Romy Wijayanto, mengatakan pertumbuhan DPK tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan DPK industri perbankan tahun 2021 sebesar 12,21 persen.
Pertumbuhan DPK didukung oleh pertumbuhan Giro sebesar 58,92 persen dari Rp 11,17 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 17,76 triliun pada tahun 2021. Tabungan yang meningkat 7,29 persen dari Rp 11,07 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 11,88 triliun pada tahun 2021. Adapun Deposito meningkat 5,22 persen dari Rp 26,67 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 28,06 triliun pada tahun 2021.
"Sehingga rasio CASA dapat meningkat signifikan dari 45,49 persen menjadi sebesar 51,3 persen di tahun 2021. Hal ini secara linier mempengaruhi perbaikan tingkat efisiensi biaya dana atau Cost of Fund dari 4,39 persen pada tahun 2020 menjadi 2,96 persen per di tahun 2021," katanya.
ADVERTISEMENT

Kredit Bank DKI Tumbuh 8,52 Persen, Beban Bunga Susut

Penyaluran kredit dan pembiayaan di tahun 2021 mencapai Rp 38,70 triliun, tumbuh 8,52 persen dari tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 35,67 triliun. Pencapaian pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut berada di atas pertumbuhan kredit industri perbankan tahun 2021 sebesar 5,24 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 31,75 persen dari semula tercatat sebesar Rp 1,47 triliun per Desember 2020 menjadi sebesar Rp 1,93 triliun per Desember 2021. Hal tersebut sejalan dengan upaya Bank DKI dalam mendorong penyaluran kredit kepada sektor UMKM, termasuk di antaranya Sindikasi Kredit dan Pembiayaan kepada PT Permodalan Nasional Madani sebesar Rp 4 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain UMKM, penyaluran kredit kepada segmen konsumer juga mengalami pertumbuhan sebesar 10,97 persen dari Rp 13,72 triliun per Desember 2020 menjadi Rp 15,23 triliun per Desember 2021. Adapun kredit komersial juga tumbuh 4,60 persen dari Rp 14,48 triliun per Desember 2020 menjadi Rp 15,15 triliun per Desember 2021, dan pembiayaan syariah tumbuh 6,9 persen dari Rp 5,95 triliun per Desember 2020 menjadi Rp 6,37 triliun per Desember 2021.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy. Foto: Dok. BRI
Menurutnya, penyaluran kredit dan pembiayaan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, ditandai dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik yang tercermin pada realisasi rasio NPL Gross dan NPL Nett yang masing-masing terjaga pada level 3,02 persen dan 0,38 persen.
"Bank DKI secara konsisten terus melakukan peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang tercermin pada coverage ratio tahun 2021 menjadi 150,62 persen, meningkat 24,12 persen dari sebelumnya sebesar 126,50 persen per Desember 2020," terang dia.
ADVERTISEMENT
Rasio Keuangan Bank DKI secara umum terjaga dalam batas yang memadai ditandai dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) yang tercatat 27,85 persen sementara loan to deposit rasio (LDR) ada di level 67,07 persen.
Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per Desember 2021 tercatat sebesar 79,33 persen, membaik dari tahun 2020 sebesar 81,99 persen. Rasio Net Interest Margin (NIM) akhir tahun 2021 tercatat sebesar 5,19 persen.
Sepanjang tahun ini, katanya, Bank DKI telah memulai rangkaian program Transformasi 5.0 yang terdiri dari empat pilar utama, yakni: (1) Business & Support Pemprov DKI yang terbagi atas Lending, Funding dan Ecosystem; (2) Digital & Operation; (3) Human Capital, Organization & Culture; dan (4) Governance, Risk Management & Compliance. Selain itu, Bank DKI juga telah mulai mengimplementasikan strategi bisnis secara ekosistem berkolaborasi dengan BUMD-BUMD DKI Jakarta serta turunannya.
ADVERTISEMENT
“Potensi bisnis di DKI Jakarta sangatlah besar, kami berharap dengan mengimplementasikan strategi ekosistem digital khususnya dengan BUMD-BUMD DKI Jakarta dan nasabah korporasi serta komunitas pasar dan sekolah, akan dapat meningkatkan bisnis ke depan Bank DKI,” dia.
***
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI. Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!