Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di situasi pandemi saat ini, perempuan mengalami kehilangan pekerjaan dan pengurangan jam bekerja. Akhirnya, banyak perempuan melepas status karir mereka demi orang tercinta.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menyebut perempuan yang bekerja menduduki di level pimpinan mencapai 24 persen. Makin ke atas, jumlahnya semakin menyusut hingga tersisa enam persen Chief Executive Officer (CEO ) diduduki oleh perempuan Indonesia .
Riset dari Boston Consulting Group menunjukkan CEO perempuan, khususnya di sektor startup, memiliki pendapatan lebih tinggi sebesar 10 persen selama lima tahun memimpin.
“Padahal, studi global menunjukkan perempuan punya posisi berimbang dalam kepemimpinan, sehingga berdampak positif bagi sosial dan ekonomi,” ujarnya dalam webinar Women in Leadership, Senin (7/3).
ADVERTISEMENT
Apabila jumlah pekerja perempuan meningkat, maka permintaan tenaga kerja semakin besar sehingga industri menjadi lebih kompetitif.
Menurut Satu, daya saing ekonomi akan meningkat seiring peningkatan keterampilan yang beragam. Keterampilan tersebut dapat membentuk ide baru, inovasi, dan skill multitasking.
“Kepemimpinan global menunjukkan keberagaman gender terutama di posisi senior mampu meningkatkan kinerja bisnis. 77 persen perusahaan yang disurvei Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) sepakat bahwa keberagaman gender berdampak positif terhadap target perusahaan,” tutupnya.
Riset internasional lainnya, menurut Satu, menunjukkan CEO dan Chief Financial Officer (CFO) atau direktur keuangan wanita menghasilkan tingkat laba dan performa saham yang lebih baik bagi perusahaan.