Bank Dunia Naikkan Proyeksi Ekonomi RI, tapi Beri Peringatan Konsumsi Menurun

8 Oktober 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Bank Dunia atau World Bank menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini dan tahun depan. Bahkan, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh lebih cepat dibandingkan dan berada di atas tingkat sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
“Di antara negara-negara yang lebih besar, hanya Indonesia yang diperkirakan tumbuh di tahun 2024 dan 2025 pada atau di atas tingkat sebelum pandemi, sementara pertumbuhan di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan berada di bawah tingkat tersebut,” kata World Bank East Asia and Pacific Chief Economist, Aaditya Mattoo, dalam keterangannya, Selasa (8/10).
Dalam laporan outlook ekonomi edisi Oktober 2024, Bank Indonesia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,0 persen di tahun ini, meningkat dari proyeksi sebelumnya 4,9 persen. Sementara di tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5,1 persen, naik dari proyeksi sebelumnya 5,0 persen.
Suasana sepi di mal Kemang Village. Foto: Dok. Syakir/ Pembaca
Peringatan Konsumsi Rumah Tangga Menurun
Meski demikian, Bank Dunia memberi peringatan tren konsumsi swasta atau konsumsi rumah tangga terus menurun di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia. Hal ini terlihat dari tren pertumbuhan penjualan eceran dan impor yang melambat dibandingkan periode sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
"Pertumbuhan konsumsi berkontribusi terhadap pertumbuhan di kawasan ini, tetapi lajunya menurun seiring berjalannya waktu. Tren ini terlihat dari pertumbuhan penjualan eceran dan impor yang lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, dengan penjualan eceran kini berada di bawah tingkat sebelum pandemi di Indonesia dan Filipina," seperti dikutip dari laporan Bank Dunia.
Bank Dunia pun mencontohkan China, konsumsi di China menurun akibat melambatnya pertumbuhan upah/gaji, pendapatan properti, dan penurunan kekayaan yang disebabkan oleh harga properti yang juga menurun. Sementara di satu sisi, jumlah tabungan terus meningkat dan pengaman sosial atau bansos yang diberikan pemerintah China terbatas.
Selain konsumsi, Bank Dunia juga menyoroti ekspor manufaktur Indonesia yang hanya sedikit memberikan kontribusi ke perekonomian. Investasi swasta juga dinilai masih rendah.
ADVERTISEMENT
"Ekspor manufaktur telah mendukung pertumbuhan di Malaysia, sementara hanya memberikan sedikit dorongan di Indonesia dan Thailand. Ekspor jasa telah membantu mendorong pertumbuhan di Malaysia, Filipina, dan Thailand. Investasi publik telah mendukung pertumbuhan di Tiongkok, Indonesia, Malaysia, dan Filipina, sementara investasi swasta tetap rendah di sebagian besar wilayah dan ekspor barang tetap lemah di sebagian besar negara," tulisnya.