Bank Dunia Pangkas Ekonomi Global Jadi 2,9% di 2022, Imbas Perang Rusia-Ukraina

8 Juni 2022 10:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menahan seorang demonstran selama protes anti-perang di St Petersburg, Rusia, Minggu (6/3/2022).  Foto: Valentin Yegorshin/TASS/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menahan seorang demonstran selama protes anti-perang di St Petersburg, Rusia, Minggu (6/3/2022). Foto: Valentin Yegorshin/TASS/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,9 persen, dari sebelumnya 3,2 persen pada proyeksi April 2022. Tekanan perekonomian global dinilai semakin tinggi akibat perang Rusia-Ukraina, ditambah tekanan akibat pandemi COVID-19 dan resesi di banyak negara berkembang yang belum pulih.
ADVERTISEMENT
"Perang di Ukraina telah memperbesar perlambatan ekonomi global, yang sekarang memasuki apa yang bisa menjadi "periode pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang berlarut-larut," tulis laporan Prospek Ekonomi Global Bank Dunia, Rabu (8/6).
Sementara itu, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, pertumbuhan global bisa turun menjadi 2,1 persen pada 2022 dan 1,5 persen pada 2023. Hal ini mendorong pertumbuhan per kapita mendekati nol, jika terjadi risiko penurunan lebih lanjut.
Malpass mengatakan, pertumbuhan ekonomi global sedang dihantam oleh perang, penguncian COVID baru di China, gangguan rantai pasokan, dan meningkatnya risiko stagflasi, yakni pertumbuhan lemah dan inflasi tinggi, yang terakhir terlihat pada 1970-an.
"Pertumbuhan yang lemah kemungkinan akan bertahan sepanjang dekade karena investasi yang lemah di sebagian besar dunia. Dengan inflasi yang sekarang berjalan pada level tertinggi selama beberapa dekade di banyak negara dan pasokan diperkirakan tumbuh lambat, ada risiko bahwa inflasi akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," jelas Malpass.
ADVERTISEMENT
Bank Dunia juga memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi pada akhir 1970-an begitu curam, sehingga memicu resesi global pada 1982 dan serangkaian krisis keuangan di pasar negara-negara emerging market dan berkembang.
Pertumbuhan di negara-negara maju diproyeksikan melambat tajam menjadi 2,6 persen pada 2022 dan 2,2 persen pada 2023 setelah mencapai 5,1 persen pada 2021.
Pertumbuhan AS diperkirakan turun menjadi 2,5 persen pada 2022, turun dari 5,7 persen pada 2021, dengan zona euro mengalami pertumbuhan 2,5 persen setelah 5,4 persen.
Negara-negara emerging market dan berkembang diperkirakan mencapai pertumbuhan hanya 3,4 persen pada 2022, turun dari 6,6 persen pada 2021, dan jauh di bawah rata-rata tahunan sebesar 4,8 persen yang terlihat pada 2011-2019.
ADVERTISEMENT
Bank Dunia bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi China hanya 4,3 persen pada 2022, setelah tumbuh 8,1 persen pada 2021.
"Dampak negatif dari perang di Ukraina akan lebih dari mengimbangi dorongan jangka pendek yang diperoleh eksportir komoditas dari harga energi yang lebih tinggi, dengan perkiraan pertumbuhan 2022 direvisi turun di hampir 70 persen dari negara-negara emerging market dan berkembang," tulis laporan Bank Dunia.