Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bank Dunia Prediksi Vaksinasi Penduduk RI Capai 60 Persen di Pertengahan 2022
28 September 2021 11:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meskipun Tiongkok diproyeksikan akan tumbuh 8,5 persen, negara-negara lain di kawasan Asia Timur dan Pasifik diprediksi akan bertumbuh 2,5 persen. Ini 2 poin lebih rendah dari yang diperkirakan pada April 2021.
"Walaupun pada tahun 2020 kawasan EAP (East Asia and Pacific) berhasil mengendalikan COVID-19 ketika kawasan-kawasan lainnya di dunia sedang berjuang, peningkatan angka COVID-19 di tahun 2021 telah mengurangi prospek pertumbuhan untuk 2021," kata Manuela Ferro dalam konferensi pers virtual Bank Dunia Economic Outlook, Selasa (28/9).
Lonjakan COVID-19, kata dia, kemungkinan akan menghambat pertumbuhan dan menambah kesenjangan selama jangka panjang. Selain itu, kegagalan perusahaan-perusahaan yang harusnya berkinerja baik menyebabkan hilangnya aset tak berwujud.
Sedangkan perusahaan yang masih bertahan menunda investasi yang produktif. Lebih parah lagi berdampak pada perusahaan yang lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa membangkitkan ekonomi, maka perlu ada kepastian kesehatan yang bisa diupayakan melalui vaksinasi . Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo memproyeksi pertengahan tahun 2022 orang yang divaksinasi akan jauh lebih banyak, termasuk di Indonesia. Sehingga pemulihan ekonomi bisa kembali berjalan.
Sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, diproyeksikan bisa memvaksinasi lebih dari 60 persen penduduk mereka pada pertengahan pertama tahun 2022. Meskipun penularan masih akan terjadi, tapi vaksinasi bisa mengurangi angka kematian secara signifikan, sehingga kegiatan ekonomi dapat dilakukan lagi.
“Percepatan vaksinasi dan pengujian untuk mengendalikan infeksi COVID-19 dapat membangkitkan kegiatan ekonomi di negara-negara yang sedang berjuang pada awal pertengahan pertama tahun 2022, dan menggandakan angka pertumbuhan pada tahun berikutnya,” ujar Aaditya.
ADVERTISEMENT
“Tetapi dalam jangka panjang, hanya reformasi yang lebih mendalam dapat mencegah melambatnya pertumbuhan dan meningkatnya kesenjangan, suatu kombinasi yang memperburuk kawasan EAP yang belum pernah terjadi pada abad ini,” lanjutnya.
Namun pemulihan ekonomi harus seiring dengan kebijakan yang bisa mempersempit kesenjangan.
"Kemiskinan di Indonesia dan Filipina diperkirakan mencapai 2 poin persentase lebih tinggi pada tahun 2023 jika pemulihan tidak disertai dengan kebijakan untuk mengurangi kesenjangan," tutupnya.