Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 4 Persen di 2021, Masih Lemah

6 Januari 2021 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 4 persen selama 2021, meningkat dari minus 4,3 persen di tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, proyeksi ekonomi di tahun ini mengalami penurunan 0,2 persen dibandingkan dengan proyeksi yang dilakukan Bank Dunia pada Juni lalu.
Perekonomian akan pulih sejalan dengan program vaksinasi yang dilakukan banyak negara. Namun, pemulihan ekonomi tersebut dinilai masih sangat rentan dan lemah.
“Pemulihan mungkin akan tertahan, kecuali pembuat kebijakan bergerak tegas untuk menjinakkan pandemi dan melaksanakan reformasi peningkatan investasi,” ujar Presiden Bank Dunia David Malpass seperti dikutip dari laporan Proyeksi Ekonomi Global edisi Januari 2021, Rabu (5/1).
Pandemi COVID-19 telah melumpuhkan aktivitas ekonomi dan pendapatan seluruh negara dalam waktu yang panjang. Menurut Malpass, pemerintah di seluruh negara harus memprioritaskan kebijakan untuk mengendalikan penyebaran virus corona dan memastikan vaksinasi secara cepat dan luas.
Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass. Foto: Reuters/Jim Young
Selain itu, untuk mendorong pemulihan ekonomi, pemerintah juga perlu memfasilitasi investasi. Tujuannya agar perekonomian tumbuh berkelanjutan dan tidak hanya bergantung pada utang pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Saat ekonomi global memasuki pemulihan yang lemah, pembuat kebijakan menghadapi tantangan yang berat, dalam kesehatan masyarakat, manajemen utang, kebijakan anggaran, bank sentral dan reformasi struktural,” kata dia.
“Ketika pembuat kebijakan memastikan bahwa pemulihan global yang masih rapuh ini mendapatkan daya tarik investasi, pondasi pertumbuhan ekonomi akan semakin kuat,” lanjutnya.
Namun untuk membuat daya tarik investasi, para pembuat kebijakan di seluruh negara harus terlebih dulu memperbaiki lingkungan bisnis, meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan pasar produk, serta memperkuat transparansi dan tata kelola.
Dalam laporan Bank Dunia itu juga dijelaskan, dampak pandemi corona lebih ringan pada negara maju di tahun lalu. Terutama didukung oleh pemulihan ekonomi yang kuat di China.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, dampak pandemi sangat terasa di negara berkembang. Pandemi COVID-19 telah menekan aktivitas konsumsi hingga neraca keuangan negara tersebut.
"Keuangan di banyak negara ini rentan karena guncangan ekonomi yang berdampak pada rumah tangga rentan dan neraca bisnis. Ini juga perlu ditangani,” jelasnya.
Deretan gedung bertingkat di kawasan Petamburan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan tumbuh moderat 3,8 persen pada 2022. Dampak dari kerusakan ekonomi akibat pandemi corona ini masih akan akan dirasakan sampai tahun depan.
Pertumbuhan ekonomi pada negara maju diperkirakan 3,3 persen di 2021. Sementara perekonomian di berkembang diperkirakan tumbuh 5 persen di tahun ini.
Meskipun pertumbuhan negara berkembang akan menguat, peningkatan tersebut sebagian besar disumbang oleh China. Tanpa China, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang hanya 3,4 persen di 2021.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan tersebut, Malpass mengatakan bahwa investasi saat ini sangat penting untuk mendukung pemulihan dan ketahanan ekonomi global.
"Kita harus memanfaatkan kesempatan untuk mendorong ekonomi global yang memiliki jangka waktu lama, adil, dan berkelanjutan," tambahnya.