Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Rata-rata 5,1 Persen di 2024-2026

24 Juni 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret Jalanan dan Gedung Bertingkat di Semanggi. Foto: Reuters/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Potret Jalanan dan Gedung Bertingkat di Semanggi. Foto: Reuters/Beawiharta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen yoy pada tahun 2024 dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 4,9 persen yoy. Rata-rata di tahun 2024-2026, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,1 persen per tahun.
ADVERTISEMENT
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk, mengatakan perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh stabil di tahun-tahun mendatang, didorong peningkatan belanja publik, meningkatnya investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil.
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,1 persen hingga 2026 meskipun adanya tantangan antara lain harga komoditas yang menurun, volatilitas harga pangan dan energi yang meningkat, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
“Kesuksesan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar didorong kerangka kebijakan makro ekonomi pemerintah yang kuat yang membantu menarik investasi,” ujar Carolyn Turk dalam peluncuran Indonesia Economic Prospects June 2024 di Jakarta, Senin (24/6).
Inflasi Indonesia diharapkan tetap stabil sebesar rata-rata 3 persen pada tahun 2024, berada dalam kisaran target BI di tengah tekanan harga pangan dan energi. Dengan meningkatnya belanja sosial dan investasi publik, defisit fiskal diperkirakan akan meningkat namun tetap dalam batas 3 persen dari PDB.
Bank Dunia menggelar peluncuran Indonesia Economic Prospects edisi Juni 2024 di Jakarta, Senin (24/6/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Kenaikan harga pangan menyebabkan meningkatnya inflasi utama saat ini. Harga konsumen naik 2,8 persen sejak Mei 2023. Kondisi iklim yang buruk mengurangi jumlah panen beras dalam negeri dan mempengaruhi harga pangan secara lebih luas.
ADVERTISEMENT
“Penting untuk mempertahankan kebijakan makro yang berhati-hati (prudent), kredibel, dan juga transparan, seraya menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan belanja prioritas untuk perlindungan sosial, serta berinvestasi pada modal manusia (human capital) dan infrastruktur,” imbuh Carolyn.
Pemerintah meredam laju inflasi dengan menambah kuota impor beras tahun 2024 menjadi 4,1 juta ton (naik dari 3,1 juta ton di tahun 2023) dan memperpanjang program bantuan beras hingga bulan Juni.
“Kebijakan fiskal membaik di tengah meningkatnya belanja sosial dan menurunnya keuntungan dari kenaikan harga komoditas,” tertulis dalam laporan Indonesia Economic Prospects June 2024.