Bank Dunia Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Ini Perbandingan RI-Vietnam

11 Juni 2025 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Suasana kawasan padat penduduk dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (6/12/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kawasan padat penduduk dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (6/12/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Dunia kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk tahun 2025 dan 2026.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan baru Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 kini diperkirakan hanya mencapai 4,7 persen. Angka ini turun 0,4 persen dari proyeksi sebelumnya pada Januari 2025 yang sebesar 5,1 persen.
Penurunan serupa juga terlihat untuk tahun 2026, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,8 persen, lebih rendah 0,3 persen dibandingkan proyeksi Januari 2025 lalu yang mencapai 5,1 persen. Ekonomi Indonesia diproyeksi baru mencapai 5 persen pada 2027.
Kemudian, proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina yang terbaru ialah 5,3 persen untuk 2025 dari sebelumnya di angka 6,1 persen. Pada 2026, menjadi 5,4 persen dari perkiraan sebelumnya yaitu 6 persen.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Vietnam diproyeksikan akan mencapai 5,8 persen, yang terpangkas dari proyeksi yang dibuat pada Januari 2025 sebesar 6,6 persen. Sedangkan pada 2026 akan naik menjadi 6,1 persen, sedikit lebih rendah dari proyeksi awal tahun ini yang sebesar 6,3 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk negara ASEAN lainnya, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Kamboja menjadi 4 persen pada 2025 dan naik menjadi 4,5 persen pada 2026. Sedangkan Laos, di level 3,5 persen pada 2025 dan menjadi 3,4 persen pada 2026.
Selanjutnya, laju pertumbuhan ekonomi Malaysia diproyeksikan akan berada di level 3,9 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 4,3 persen pada 2026. Ekonomi Thailand diperkirakan tumbuh sebesar 1,8 persen pada 2025 dan sedikit melambat menjadi 1,7 persen pada 2026.
Sementara Timor Leste yang akan resmi bergabung sebagai anggota tetap ASEAN pada Oktober 2025, diproyeksikan mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 persen pada 2025 dan 3,4 persen pada 2026.
Adapun pertumbuhan ekonomi Myanmar, diproyeksikan akan mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen pada 2025. Myanmar kemudian akan pulih dan tumbuh sebesar 3 persen pada 2026.
ADVERTISEMENT
Bank Dunia menilai bahwa pelemahan ekonomi sejumlah negara yang masih mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen, disebabkan oleh tingginya ketergantungan pada ekspor dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) mereka.
Kondisi ini membuat negara-negara tersebut sangat rentan terhadap tekanan ekonomi yang muncul akibat perang dagang, yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Negara-negara dengan sektor manufaktur berorientasi ekspor yang besar, termasuk China, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, rentan terhadap risiko ini (ketegangan perdagangan),” tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (11/6).