Bank Dunia Turunkan Indonesia Jadi Sekelas Haiti, Kemenkeu: Apa Dampaknya?

9 Juli 2021 18:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Dunia kini menurunkan lagi Indonesia ke kelas lower middle income country, sekelompok dengan Haiti. Status ekonomi Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country), hanya berlangsung setahun yakni terhitung sejak 1 Juli 2020.
ADVERTISEMENT
Penurunan kelas Indonesia ini, lantaran Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia selama tahun lalu yang juga menurun. GNI adalah Produk Domestik Bruto (PDB) ditambah pendapatan yang dibayarkan dari negara lain, seperti bunga dan dividen. Per 2020, GNI Indonesia per kapita adalah USD 3.870, turun dari tahun 2019 sebesar USD 4.050.
Penurunan kelas Indonesia itu utamanya dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Bank Dunia menyebut, pandemi sangat memberikan dampak bagi penghasilan per kapita Indonesia.
Meski demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu bahwa hal tersebut tidak berdampak signifikan terhadap masyarakat Indonesia. Artinya penurunan pendapatan per kapita tersebut tidak serta merta membuat masyarakat Indonesia jatuh ke garis kemiskinan. Sebab menurut Febrio, pemerintah terus berupaya melindungi 40 persen penduduk termiskin di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Apa dampak bagi masyarakat kita? Hampir enggak ada. Tingkat kemiskinan kita tahan. Bahkan 5 juta orang kita jagain supaya enggak jadi miskin tahun lalu,” ujar Febrio dalam Webinar Kebijakan Ekonomi dan Fiskal di Tengah PPKM Darurat, Jumat (9/7).
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: facebook
Menurut Febrio, penurunan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita ini juga dialami oleh hampir semua negara. Bahkan 70 persen negara di dunia, pertumbuhan ekonominya lebih buruk ketimbang Indonesia. Sehingga menurut Febrio, penurunan pendapatan per kapita Indonesia masih lebih kecil dibanding negara lain.
“Seluruh dunia ekonominya negatif kecuali beberapa negara sebagian kecil. Jadi seluruh negara pendapatan per kapitanya turun, di antara semua negara yang perkapitanya turun, Indonesia salah satunya tapi Indonesia paling kecil penurunannya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Febrio optimistis bahwa pendapatan per kapita akan kembali naik tahun ini dan membuat Indonesia kembali masuk ke negara dengan upper middle income. Menurutnya PDB Indonesia tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Jika tahun lalu masih minus, tahun ini pemerintah optimistis ekonomi akan berada di tren positif.
“Apakah kita akan masuk ke uper middle income country lagi tahun depan? Akhir tahun ini harusnya sudah bisa. Apalagi tahun 2022. Jadi ini bukan sesuatu yang berdampak terlalu signifikan bagi masyarakat kita terutama,” tandasnya.