Bank Emas: Dari Tabungan Investasi ke Bekal Pergi Haji

18 April 2025 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual menunjukan emas logam dagangannya di gerai emas Gade, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Penjual menunjukan emas logam dagangannya di gerai emas Gade, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga emas yang terus melonjak di tengah berbagai tekanan ekonomi global membuat masyarakat banyak memilih emas sebagai instrumen investasi yang aman. Hal ini juga diiringi kehadiran bank emas yang sudah hadir di Indonesia sejak Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ini bank emas dikelola oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT Pegadaian. Meski demikian ke depan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap tidak akan membatasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang ingin ikut dalam penyelenggaraan bank emas.
Sampai saat ini transaksi di bank emas yang didirikan sejak Februari tersebut sudah mencapai Rp 1 triliun. OJK mencatat ada 17 bank dari kategori KPMB 3 dan KPMB 4 yang dinilai potensial untuk terlibat dalam usaha bullion.
Untuk keuntungan bagi nasabah, Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan menjelaskan bank emas dapat melayani tabungan emas, penitipan emas, pembiayaan.
“Sehingga likuiditas itu terdampak, masyarakat nambah, nabung emas kemudian deposito bisa 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan itu produk ada di Pegadaian,” kata Damar.
ADVERTISEMENT
Pegadaian juga dapat menghimpun dana dalam bentuk emas masyarakat sebagai simpanan yang bisa didepositokan. Dengan begitu masyarakat dapat mendapatkan imbal jasa. Deposito juga dapat diuangkan sewaktu-waktu dengan harga pencairan.
“Anda deposito, untungnya akan dapat imbal jasa dan sewaktu-waktu bisa diuangkan dengan harga ngikutin hari ini. Jadi sistemnya lebih enak dan lewat digital, misalnya hari ini pengin di gadai pun bisa, tinggal pake digital, pengin mau dicairkan, bisa,”
Layanan BSI Emas Digital oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Foto: BSI/HO Antara

Cocok Buat Naik Haji

Sebelumnya Menko bidang Perekonomian juga menyebut bank emas cocok untuk menjadi instrumen tabungan haji. Hal ini karena perlu waktu lama dan akan berisiko jika tabungan haji didasarkan pada uang tunai.
“Kita harus menggunakan emas untuk menguruskan risiko masa depan, terutama untuk syariah. Ketika orang Indonesia akan pergi untuk haji, mereka perlu menyimpan uang. Jika mereka berada di jalan melalui emas, emas akan menjadi bagian dari uang haji masa depan,” kata Airlangga.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi penduduk yang mayoritas beragama Islam, Airlangga melihat bank emas cocok untuk Indonesia. Selain itu dengan tren kenaikan harga emas yang belakangan terjadi dengan cepat, Airlangga melihat komoditas emas menjadi recession proof, dengan begitu peluncuran bank emas sudah dinilai tepat.
“Beberapa komoditas turun, kalau kita lihat crude oil turun hampir 30 persen, Brent juga turun 28 persen sehingga angkanya di angka USD 60-an, batu bara turun 24 persen ke angka USD 97. Satu-satunya yang naik ini adalah emas,” ujarnya.

Sudah Kelola 17,66 Ton Emas

Seiring diluncurkannya bank emas di mana BSI menjadi salah satu operatornya, bank tersebut mencatat total emas yang dikelola dan dijual mencapai 17,66 ton hingga Februari 2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan year-to-date (YTD) sebesar 2,43 persen, dari sebelumnya 17,4 ton menjadi 17,66 ton.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 2025, jumlah bullion yang terjual telah mencapai 621 kilogram. Terkait ini BSI memproyeksi penjualan di bulan April mencapai 1,1 ton.
Direktur Penjualan & Distribusi BSI Anton Sukarna menjelaskan jika total pengelolaan emas BSI bertambah sekitar 500 kilogram hingga akhir April, maka nilai tambahannya diperkirakan mencapai sekitar Rp 900 miliar, tergantung pada asumsi harga emas yang digunakan.
Seorang model menunjukkan replika emas batangan BSI saat peluncuran BSI Gold di Jakarta, Kamis (28/11/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO

Masih Banyak yang Belum Tertarik

Terkait animo masyarakat terhadap bank emas, kumparan juga sudah sempat melakukan polling.
Hasilnya, dari 1.456 responden, 982 pembaca atau 67,45 persen pembaca kumparan tidak tertarik untuk menyimpan aset di Bank Emas. Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang dilakukan pada 27 Februari-6 Maret 2025.
Sementara itu, 474 pembaca yang menjadi responden lainnya menyatakan tertarik untuk menggunakan bank emas.
ADVERTISEMENT