Bank Indonesia Beberkan Alasan Turunkan Suku Bunga Acuan jadi 6 Persen

18 September 2024 17:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, membeberkan alasan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2024.
ADVERTISEMENT
Perry menjelaskan, momen pemangkasan suku bunga sudah tepat. Dia menyebut, ada lima alasan utama mengapa BI tidak perlu menunggu The Fed untuk menurunkan BI Rate.
Pertama, arah kebijakan suku bunga The Fed dinilai sudah lebih jelas. Berdasarkan hasil analisa BI, The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali di sisa tahun ini. Dia optimistis, penurunan suku bunga The Fed akan dimulai September.
"Perkiraan kami dengan data terbaru, asesmen terbaru, kemungkinan-kemungkinan turunnya adalah September, November, dan Desember tahun ini, masing-masing 25 basis points," kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (18/9).
Kedua, pelemahan indeks dolar AS. Perry menyebut turunnya indeks dolar AS membuat nilai tukar rupiah menguat. BI mencatat sejak awal tahun hingga 17 September 2024, nilai tukar rupiah telah menguat sekitar 0,40 persen ke level Rp 15.330 per USD.
ADVERTISEMENT
Ketiga, laju inflasi diproyeksi tetap stabil. Meski suku bunga acuan dipangkas, BI oprimistis tingkat inflasi akan tetap terjaga di kisaran target 1,5-3,5 persen secara tahunan pada 2024 dan 2025.
Alasan keempat, BI ingin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lewat instrumen kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran nasional.
"Sehingga ada tiga kebijakan (mendukung pertumbuhan ekonomi) sekarang, makroprudensial, sistem pembayaran, dan moneter, memang sudah mulai untuk pertumbuhan," ungkapnya.
Kelima, mendongkrak penyaluran kredit perbankan. Dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, Perry berharap, bank lebih bergairah melaksanakan fungsi intermediasinya.
"Jadi ini 5 alasan, the time is right, dan besarannya 25 basis points," pungkas Perry.