Bank Indonesia Buka Suara soal Kasus Uang Palsu UIN Makassar

20 Desember 2024 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan (kanan) mengecek barang bukti uang palsu menggunakan detektor mata uang (money detector) saat konferensi pers di Mapolres Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan (kanan) mengecek barang bukti uang palsu menggunakan detektor mata uang (money detector) saat konferensi pers di Mapolres Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengapresiasi langkah aparat penegak hukum dalam pengungkapan kasus uang palsu (upal) di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar. Polisi mengungkap kasus percetakan dan peredaran uang palsu. Beberapa orang ditangkap, dari pegawai bank, hingga petinggi kampus.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, mengaku telah berkoordinasi intensif dengan Polda Sulawesi Selatan untuk memberantas kejahatan pemalsuan uang tersebut.
“Bank Indonesia mengapresiasi upaya aparat penegak hukum dalam mengungkap adanya pembuat dan pengedar uang palsu di wilayah Sulsel. Selanjutnya, Bank Indonesia juga siap mendukung Polri dalam proses penyidikan kasus tersebut dengan melakukan klarifikasi atas barang bukti uang palsu dan siap memberikan bantuan ahli Rupiah jika diperlukan,” ujar Marlison kepada kumparan, Jumat (20/12).
Marlison menambahkan, koordinasi ini merupakan bagian dari tugas Polri dan BI sebagai unsur Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal), yang juga melibatkan Badan Intelijen Negara, Kejaksaan Agung, dan Kementerian Keuangan.
Di samping itu, Marlison menjelaskan rasio uang palsu terhadap uang yang diedarkan (UYD) menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Sepanjang tahun 2024, rasio uang palsu terhadap UYD sebesar 4 ppm (pieces per million) atau lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dan 2023 yang masing-masing sebesar 5 ppm, serta 9 ppm dan 7 ppm pada tahun 2020 dan 2021,” katanya.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim dalam Kick Off Serambi 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jumat (15/3/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Dia menegaskan, kualitas uang palsu yang ditemukan relatif rendah karena menggunakan kertas HVS dan teknik cetak offset biasa. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengenali uang palsu melalui metode 3D, yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
Marlinson menyebut, uang kertas pecahan Rp 50.000 tahun emisi 2022 meraih peringkat kedua dalam kategori “World's Most Secure Currencies” versi BestBrokers. Uang ini dilengkapi 17 fitur keamanan canggih, menjadikannya salah satu pecahan teraman di dunia sekaligus semakin sulit dipalsukan.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir dalam bertransaksi secara tunai. Marlison menekankan pentingnya mengenali ciri-ciri uang asli dengan metode 3D.
“Apabila masyarakat mendapatkan atau menemukan uang yang dicurigai atau diduga palsu, sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, perbankan, atau Bank Indonesia,” tutup Marlison.